PT Jasa Armada Indonesia (JAI), anak usaha BUMN Pelindo II kedepan diharapkan juga mampu marambah ke usaha shipping line, terutama sector Oil & Gas.
JAI juga didorong supaya tahun 2017 ini bisa IPO, sehingga dapat menyerap dana dari bursa saham itu. “Jika memungkinkan, kan bisa untuk membeli kapal sendiri,” kata Riri Syeried Jetta, Direktur Pengelolaan anak usaha PT Pelindo II kepada Ocean Week, di Kantornya.
Karena, ujarnya, kita ingin supaya semua anak perusahaan Pelindo II itu bukan ‘jago kandang’. “Kami ingin khususnya usaha yang mampu bersaing di kepelabuhanan dan shipping agar bisa bersaing dengan internasional, khususnya usaha yang bergerak di terminal petikemas (PTP), logistic (MTI), dan armada (JAI),” ungkap Riri.
Mantan Dirut PT DKB ini juga menyatakan bahwa BUP dari sejumlah anak usaha BUMN Pelindo II itu sebentar lagi keluar.
Gagasan diharapkannya JAI memasuki sector shipping line, mendapat reaksi dari sejumlah tokoh kalangan pelayaran. Tanggapan mereka beragam, ada yang setuju, pun ada yang menyarankan supaya Pelindo focus saja mengurus pelabuhan.
Ketika ide Pelindo II (lewat JAI) berencana membeli kapal, apakah pelayaran bakal tersaingi, Asmari Herry Prayitno, Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia bidang perhubungan menyatakan indirectly iya, menjadi pesaing, kalaupun untuk menunjang kegiatan sendiri paling tidak kesempatan swasta untuk masuk tertutup. “Apalagi kalau dipakai untuk kegiatan umum,” jawabnya singkat.
Sementara itu Budi Hartono dari Pelayaran Meratus mengatakan selama tidak memperoleh subsidi dari pemerintah silakan saja. “Apalagi kalau perlakuan tariff dan service sama dengan swasta, kita nggak masalah, silakan saja,” katanya.
Tapi, ujar Budi balik bertnya, apa tidak sayang, karena kondisi sekarang yang sudah over suplly semua, dibandingkan dengan demand-nya. Dengan ikutnya Pelindo ke sector shipping akan bertambah dan membuat oversupply serta rontok semua. “Lebih baik Pelindo konsentrasi di peningkatan service pelabuhan saja,” jelasnya.
Lagi pula, ungkap Budi, masih banyak yang harus dan bisa diperbaiki oleh Pelindo. “Sudah banyak terbukti lewat fakta, bahwa perusahaan BUMN yang bergerak di sector swasta (Shipping_, akhirnya rontok dan kalau masih berjalan, harus di subsidi seperti Djakarta Lloyd, Bahtera Adhiguna, Pelni, dan lain-lain,” ucapnya.
Kekhawatiran swasta itu wajar, karena kondisi dan situasi usaha shipping line sekarang ini kurang bagus. Bahkan, Jumat (17/3) kemarin, Ocean Week memperoleh informasi dari salah seorang pemain pelayaran di sector offshore, bahwa saat ini banyak kapal penunjang kegiatan offshore yang menganggur. “Kalau jalan ongkosnya banting harga,” ujarnya di Jakarta Utara.(rid/ow)