Ketika mengunjungi Pelabuhan Penyeberangan Ketapang, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang didampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan Pelabuhan Ketapang akan difokuskan dan difungsikan untuk kapal fery penumpang. Sehingga akses wisatawan dari dan menuju Bali yang melewati pelabuhan ini lebih nyaman.
“Jadi pelabuhan tidak perlu takut kehilangan income dari logistik, karena kekuatan penumpang lebih besar dari barang,” kata Menhub Budi kepada wartawan Sabtu (31/12).
Budi juga menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan penertiban angkutan barang dan penumpang di pelabuhan ASDP tersibuk nomer 2 di Indonesia ini, setelah Merak – Bakauheni. “Saat ini terjadi pergerakan barang yang sangat masif dari Jawa Timur menuju Nusa Tenggara Barat dan Bali melalui Pelabuhan Ketapang. Ini menyebabkan, pulau Bali banyak dilewati angkutan barang menuju Nusa Tenggara Barat,” ucapnya.
Sekarang ini, ujar Menhub, angkutan barang di Pelabuhan Ketapang sudah overload. “Jadi akan kita reformasi, angkutan logistik akan kita kurangi. Kita akan manage agar kapal logistik (roll off-roll on/Ro-Ro) sebagian bisa langsung menuju Lombok atau Bali. Jadi yang dari Surabaya tidak perlu lewat Ketapang lagi,” ungkapnya.
Pemerintah sudah menyiapkan armadanya. Kapal untuk rute Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Lembar Lombok, sudah diuji coba dan cukup bagus.
Untuk mendukung rencana penertiban arus barang tersebut, Budi berjanji akan menertibkan tonase muatan kendaraan dengan mengambil alih kewenangan jembatan timbang dari provinsi ke pusat.
Jembatan timbang, akan kembali ke awal fungsinya. Yakni sebagai alat pengontrol dan pengendali jalan, bukan untuk mendulang pendapatan daerah.
“Kita akan support sistem IT-nya di jembatan timbang, sehingga bisa dipantau lansung dari pusat supaya angkutan darat ini lebih sopan. Yang bilangnya 20 ton ya bener 20 ton, jangan ternyata 50 ton. Kalau semua kendaraan tertib, kondisi jalan akan tetap terjaga,” ungkapnya.
42 Kapal
Manager Usaha ASDP Banyuwangi Ardhi Ekapati mengatakan, saat ini terdapat 42 kapal yang stand by setiap hari di ASDP Ketapang. Rata-rata yang beroperasi sekitar 35 kapal, bahkan di musim libur panjang bisa mencapai 39 kapal. Sedangkan jumlah kendaraan berat setiap harinya sekitar 4000 kendaraan. Namun demikian, lalu lintas ASDP tetap terkendali dan tidak pernah mengalami penumpukan penumbang maupun barang.
Kalau nantinya penertiban ini dilakukan, pengurangannya hanya satu persen saja dari jumlah kapal yang beroperasi per harinya. Demikian juga dengan pengurangan kendaraan beratnya. Namun ini tetap akan sangat membantu, agar lalu lintas di ASDP Ketapang ini semakin lancar,” jelasnya. (***)