Para menteri tersebut yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Perindustrian Airlangga Hartarto, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Kepala BKPM Thomas Lembong, dan Menteri ESDM Ignatius Jonan.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, kesepakatan pembangunan Pelabuhan Patimban dengan Jepang akan memasuki babak akhir, yakni mencari investor lokal untuk menggarap bersama pelabuhan di Kabupaten Subang tersebut.
Pemilihan investor lokal juga nantinya akan diputuskan bersama dengan pihak konsorsium Jepang.
“Patimban ini kita juga ingin segera selesai. Swasta untuk Patimban siapa? Nah itu mereka juga sedang merundingkan,” kata Luhut ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Minggu (15/1/2017).
Menurut dia, sesuai arahan Presiden, investor lokal yang akan berpartner dengan Jepang diupayakan berasal dari swasta lokal.
“Presiden inginnya perusahaan pengusaha Indonesia masuk. Tapi terus terang saya belum tahu siapa yang potensial bisa masuk. Jangan semua BUMN dong, harus ada swasta yang masuk,” ungkap Luhut.
Seperti diketahui, pemerintah tengah merencanakan pembangunan pelabuhan Patimban, Jawa Barat yang pembangunannya akan menggunakan pinjaman lunak dari Pemerintah Jepang melalui Japan Internationakan al Cooperation Agency (JICA).
Keberadaan Pelabuhan Patimban diharapkan dapat terintegrasi dengan Pelabuhan Utama Tanjung Priok dalam rangka meningkatkan efisiensi distribusi logistik di Indonesia.
Mengutip data BKPM, Jepang saat ini jadi negara dengan volume investasi terbesar kedua di Indonesia. Nilai investasi pada tahun 2015 mencapai US$ 2,9 miliar, sementara investasi Jepang di Indonesia di periode Januari-September 2016 sebesar US$ 4,5 miliar.
Tahun 2015, sektor otomotif jadi penyumbang investasi Jepang paling tinggi di Indonesia dengan nilai US$ 1,18 miliar, disusul kawasan industri dan properti US$ 520 juta, kemudian industri logam, elektronik, dan mesin senilai US$ 426 juta, serta listrik, gas, dan air US$ 134 juta.
Dalam paparannya, Abe menuturkan Indonesia jadi salah satu negara partner ekonomi terbesar dengan Jepang. Bahkan saking eratnya, menurutnya, jika mendengar kerjasama ekonomi, beberapa masyarakat Jepang pertama kali akan langsung mengingat Indonesia ketimbang negara lain.
“Itu bukti tanda betapa eratnya hubungan ekonomi Jepang dan Indonesia. Orang Jepang kalau dengar kerjasama ekonomi yang terbayang pertama adalah kerjasama dengan Indonesia, mulai dari perdagangan sumber daya alam sampai dengan transfer teknologi, serta investasi dimana sudah tejalin lama dan begitu erat,” kata Abe di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Minggu (15/1).
Diungkapkan Abe, pertumbuhan dan kemajuan ekonomi Jepang tak bisa dilepaskan dari besarnya peran kerjasama ekonomi dan perdagangan dengan Indonesia.
“Bagi Jepang, tidak ada pencapaian saat ini tanda adanya peran Indonesia. Indonesia yang memiliki banyak sumber daya, khususnya kaum muda, sumber energi, dan kekayaan alam lainnya sehingga terdapat potensi yang luar biasa. Indonesia juga jadi pemimpin di ASEAN, pusat pertumbuhan ekonomi dunia dan juga anggota G20,” ucap Abe. (**) |