PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) 4 membuka ekspor langsung di Papua. Sebanyak 100 kontainer komoditi hasil kehutanan dari Papua diekspor ke Tiongkok, pada Senin 10/4 kemarin.
Ekspor langsung yang dilakukan Pelindo ini mendapat apresiasi dari Gubernur Papua Lukas Enembe. Menurutnya, ekpor langsung ini bisa membangkitkan gairah perekonomian di tanah Papua
“Ekspor langsung dari Papua ke beberapa negara di Asia seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea ini juga mampu mendatangkan devisa. Hari ini saja 100 kontainer itu mendatangkan Rp 20 miliar lebih,” kata Lukas.
Ia meminta ekspor langsung bisa terus meningkat, untuk komoditi lainnya seperti kopi, cokelat, dan dari sektor perikanan. Tidak hanya hasil kehutanan misalnya kayu.
Lukas, bahkan menyambut baik rencana Dirut Pelindo 4 Doso Agung mendatangkan kapal langsung ke Australia serta mencarikan pangsa pasar rumput laut di luar negeri.
“Ini kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua jangan terus miskin,” ucapnya.
Ketua Indonesia Sawmill and Wood Working Association atau Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA) Papua, Daniel Garden menyambut ekspor langsung dengan antusias sebab proses dan prosedur lebih singkat, biaya lebih murah dibanding sebelumnya harus ke Surabaya dan terjadi multihandling.
“Yang lebih penting, pengusaha segera dapat memperoleh pembayaran dari buyer di luar negeri karena BL (Bill of Leading) dan status ekspor dilakukan di Papua. Sehingga, pembayaran LC (Letter of Credit) segera dapat dicairkan,” katanya.
Sementara itu, Dirut Pelindo 4 Doso Agung berjanji akan membantu menyiapkan kapal asing yang bisa ekspor langsung untuk mengangkut komoditi hasil bumi maupun hasil usaha masyarakat Papua.
Menurutnya, hal itu bagian dari pelaksanaan program pemerintah atau BUMN untuk menjamin pasokan dan stabilisasi harga di timur Indonesia sesuai arahan Presiden Jokowi.
Bahkan, sebut Doso, pihaknya telah melakukan MOU dengan BUMN PT Semen Tonasa serta PT Pupuk Kaltim untuk mengangkut langsung semen dan pupuk Makassar-Jayapura.
Dengan angkutan langsung harga semen di Papua akan menurun sebesar 15 persen. Sehingga, nantinya selain pasokan terjamin, harga juga lebih terjangkau.
“Akan ada efisiensi angkutan logistik dari dan ke Papua, selain direct ekspor kami telah merintis rute reguler pelayaran baru Makassa-Papua-Makassar, sehingga tidak perlu mutar dulu ke Surabaya,” jelas Doso.
Secara umum, dengan rute baru tersebut angkutan logistik dari dan ke Papua akan mengalami penghematan 40 persen lebih, karena sebelumnya angkutan domestik dari dan menuju Papua harus melalui Semarang dan Surabaya. Hal itu memakan waktu empat hingga lima hari, lebih lama dibanding jika angkutan langsung ke Papua yang dirintisnya saat ini.
Pada pelepasan ekspor langsung (direct export) kali ini, dirangkaikan pula kegiatan ground breaking perpanjangan pembangunan dermaga di Pelabuhan Jayapura guna peningkatan kapasitas sandar kapal di pelabuhan tersebut. (MT/**)