Untuk mengurai kemacetan, Menhub Budi Karya Sumadi ingin gerbang tol Karang Tengah pada April 2017 ditutup, karena menjadi salah satu penyumbang kemacetan kendaraan dari dan ke Jakarta.
Siaran pers dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Jumat (10/3) menyebutkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginginkan penutupan gerbang tol Karang Tengah sangat mendesak.
Bila gerbang tol Karang Tengah ditutup, akan ada lima gerbang tol baru untuk pembayaran yaitu di arah keluar Karang Tengah, Alam Sutera, Tangerang, Karawaci dan Bitung.
Pengendara yang berasal dari lima wilayah tadi akan melalukan pembayaran di saat mulai memasuki Jalan Tol Merak-Jakarta.
Begitu pula arah sebaliknya, pembayaran saat keluar tol dari Jakarta dilakukan saat keluar dari lima wilayah tadi.
Selain mengurai kemacetan, sebut siaran pers itu, penutupan gerbang tol itu juga untuk menerapkan sistem integrasi pembayaran jalan Tol Jakarta – Merak.
Setelah dikaji oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), pembongkaran gerbang Tol Karang Tengah ini tentu akan mengubah pola distribusi perjalanan di Tol Jakarta-Merak.
Selain itu, pembongkaran tersebut juga akan mengubah pola jaringan jalan arteri kolektor di wilayah Tangerang.
Hasil analisis bersama antara Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Jasa Marga, Dinas Perhubungan Kota Tangerang, Bapeda Kota Tangerang dan stakeholders lainnya, pola pembayaran di on/off ramp ini akan mengakibatkan adanya over traffict flow atau antrean panjang yang bisa menyebabkan kemacetan di gerbang tol Tangerang hingga akses tol Kebon Nanas Tangerang.
“Di pintu masuk dan keluar gerbang tol lain (Karang Tengah, Alam Sutera, Karawaci dan Bitung tidak masalah karena gerbang tolnya tidak terlalu dekat dengan jalan arteri. Terapi untuk gerbang Tol Tangerang ini terlalu dekat dengan jalan arteri di wilayah Kebon Nanas, Tangerang,” Kata Kepala BPTJ Elly Adriani Sinaga.
Untuk mengatasi over flow menuju akses tol Kebon Nanas Tangerang, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek mengusulkan dipasang Variable Message Sign (VMS) atau LCD pengumuman untuk memberi peringatan awal kepada masyarakat.
VMS tersebut akan memberitahukan berapa kecepatan jalan. Kemudian memberitahukan warga agar memilih jalan alternatif lain untuk masuk jalur tol Merak – Jakarta.
“Usulan pemasangan VMS ini sudah disetujui oleh Jasa Marga. Mereka nanti akan memasang VMS tersebut. Jadi di sini kami hanya membantu agar pembukaan ramp baru tidak menimbulkan kemacetan,” ujar Elly. (***)