Direktorat Lalulintas Angkutan Laut pada Kementerian Perhubungan telah menyetujui tol laut barang kemasan kontainer memasuki pelabuhan Mabulfa, kecamatan Sanana, kabupaten Sula, mulai tahun 2022.
Dengan begitu pada tahun 2022 kapal tol laut sudah bisa masuk ke wilayah tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Sula, Chaerullah Mahdi mengatakan, hadirnya tol laut ini untuk memudahkan pelaku usaha maupun masyarakat Sula. Diharapkan masyarakat dan pelaku usaha bisa dapat memanfaatkan tol laut dengan baik.
“Jadi kalau kapal tol laut masuk di daerah dan kembalinya membawa hasil komoditi daerah yang bisa dijual ke Surabaya, sehingga trayek tol laut yang masuk di Sula bisa berjalan dengan lancar,” kata Chaerullah Mahdi kepada wartawan, Selasa (14/12), di Sula.
Menurut Chaerullah, kehadiran tol laut sangat membantu masyarakat, terutama petani dalam meningkatkatkan pendapatan ekonomi. Karena permasalahan marketing/pemasaran yang selama ini menjadi kendala sudah terjawab.
“Petani bisa langsung menjual hasil bumi dan sebagainya ke Surabaya dengan harga di atas. Begitu juga barang yang didatangkan dari tol laut sudah pasti lebih murah. Perekonomian masyarakat bisa meningkat, maka mewujudkan masyarakat Sula bahagia akan tercapai,” ungkapnya.
Seperti diketahui bahwa sejak diluncurkan tahun 2014 atau 7 tahun lalu, saat ini tol laut sudah melayani 32 trayek, menyinggahi 114 pelabuhan, termasuk trayek Provinsi Papua dan Papua Barat.
Data menyebutkan bahwa hasil evaluasi semester I 2021 Program Tol Laut telah mengangkut muatan berangkat sebanyak 6.617 TEUs dengan komoditas muatan terbanyak berupa semen, beras, dan air mineral.
Adapun muatan balik sebanyak 2.542 TEUs dengan komoditas muatan terbanyak berupa kayu, kopra, dan rumput laut dengan capaian voyage (perjalanan bolak-balik) 54 persen dibandingkan 2020.
Program tol laut ini juga sudah dirasakan manfaatnya bagi masyarakat di wilayah tertinggal, terluar, dan terpelosok di negeri ini, juga bisa meminimalisir disparitas harga antara wilayah Jawa dan indonesia timur. (***)