Ketua Umum DPP Indonesia Maritime And Ocean (IMO) Watch Anton Sihombing meminta supaya implementasi Inaportnet Sistem tidak menjadikan kapal-kapal yang keluar masuk berkegiatan di pelabuhan Priok menjadi terhambat.
Sebab, sejak seminggu Inaportnet ‘go live’ Anton Sihombing mendengar bahwa dalam teknis di lapangan telah menimbulkan masalah terhadap kegiatan kapal. “Kalau bisa pemerintah (kementerian perhubungan) segera menyelesikan masalah ini,” katanya kepada Ocean Week per telpon, Jumat (18/11) sore.
Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Golkar tersebut juga mengapresiasi terhadap niat pemerintah untuk memperbaiki layanan di pelabuhan. “Membaiknya dwelling time di pelabuhan, dan waiting time kapal di pelabuhan bagus jika dapat dilakukan. Namun, perlu sosialisasi yang panjang untuk menerapkan sebuah system baru, apalagi IT system. Pelayaran juga mesti mengikuti perubahan, namun tidak mendadak seperti pemberlakuan Inaportnet system di Priok itu,” ungkapnya.
Pernyataan Anton Sihombing tersebut menanggapi masalah banyaknya delay kapal di Priok terkait dengan implementasi Inaportnet system.
Bambang Ervan, Kepala Pusat Informasi Kementerian Perhubungan menyatakan, bahwa pihak Kementerian sudah menerjunkan tim untuk mendiskusikan dalam penyelesaian masalah yang ada. “Siang ini sudah di deploy personil dari Kantor Pusat untuk membantu menyelesaikan permasalahan Inaportnet system di pelabuhan Tanjung Priok,” katanya.
Sementara itu, Kepala OP Tanjung Priok, Nyoman Gede Seputra menyatakan akan membicarakan lagi lebih khusus dengan INSA Jaya dalam menyelesiakan Inaportnet system yang belum sepenuhnya berjalan sempurna. “Saat ini Inaportnet system tetap akan diberlakukan untuk sepuluh perusahaan pelayaran yang sudah sejak awal mengikuti sosialisasi dan ditraining. Namun jika dalam waktu 3 jam system Inaportnet tidak merespon, maka diberlakukan cara manual,” katanya.
Seperti diketahui bahwa Jumat (18/11) sore, sekitar 70 pelayaran mendatangi Kantor Otoritas Pelabuhan (OP) untuk meminta kejelasan terkait dengan tidak terlayaninya kapal-kapal mereka. “Kami ingin minta penjelasan kepada Pak OP (Nyoman Gede Seputra) tentang Inaportnet system yang belum sempurna dalam operasionalnya,” kata Ketua Boarding Officer/ PPOP (Paguyuban Petugas Operasional Pelayaran), Ronni kepada Ocean Week, di pelabuhan Priok.
Dia menjelaskan, Inaportnet semula hanya diberlakukan terhadap sepuluh pelayaran yang sudah dari awal mengikuti sosialisasi. Namun, ungkap Roni, begitu system ini diterapkan, 89 perusahaan pelayaran yang beroperasi di pelabuhan Priok juga harus mengikuti system tersebut. “Jadi total semua pelayaran yang menggunakan system itu ada 99 perusahaan pelayaran,” ujarnya.
Sepuluh pelayaran itu, yakni PT Pelni, PT Jelajah Laut Nusantara, PT Nusantara Sejati, PT Tanto Intim Line, PT Meratus, SPIL, Evergreen Shipping Agency, Multi Line Shipping Company, Samudera Indonesia Tbk, dan Andhika Line.
Roni juga menjelaskan, setelah PPOP mendatangi Kantor OP, akhirnya disepakati bahwa Inaportnet system tetap diberlakukan terhadap 10 pelayaran tadi, namun terhadap 89 pelayaran sementara tetap menggunakan system manual, sampai batas waktu yang disiapkan. “Pelayaran yang bukan termasuk sepuluh, akan diberlakukan secara manual dengan membuat surat pernyataan dari perusahaan masing-masing,” ujarnya. (***)