Pelabuhan Bojonegara di Puloampel, Serang, Banten sudah kurang lebih 25 tahunan terlilit konflik lahan. Padahal saat diresmikan tahun 1995 oleh Megawati Soekarnoputri (presiden waktu itu), Pelabuhan tersebut direncanakan sebagai pelabuhan internasional untuk menopang kepadatan Tanjung Priok.
Jadi pelabuhan Bojonegara ini ‘mangkrak’ dan tak bisa dimanfaatkan. Sesekali pernah dipakai, namun selalu mendapat protes dari pihak-pihak tertentu.
Makanya, Kadin Khusus Pelabuhan Banten menyatakan siap membantu supaya pelabuhan Bojonegara bisa dioperasikan sebagaimana mestinya.
“Baru-baru ini sebanyak 5.000 Pcs A-Jack (pemecah gelombang) untuk proyek strategis nasional (PSN) yang sekitar 7 tahun mangkrak di area pelabuhan dan tak bisa diangkut karena sengketa lahan, Alhamdulillah sudah terangkut, salah satunya melalui tongkang Remau. Semoga seterusnya pelabuhan ini dapat dioperasikan,” kata Ketua Kadin Khusus Pelabuhan Banten, H. Tubagus Masduki kepada Ocean Week, Jumat sore.
Kata Masduki, pihaknya siap mendukung jika pelabuhan Bojonegara dioperasikan, karena dengan beroperasinya pelabuhan ini, bisa menumbuhkan perekonomian Banten. “Dampaknya masyarakat sekitar juga diharapkan ikut menikmati,” ujarnya.
Menurut Masduki, agar pelabuhan yang memiliki panjang dermaga 100 meteran ini tidak idle terus. “Pokoknya kami siap mengawal dan siap bekerjasama operasi karena saya pelaku sejarahnya,” ungkapnya.
Masduki juga mengatakan jika pelabuhan Bojonegara bisa digunakan untuk kegiatan kapal-kapal pengangkut barang curah kering maupun general kargo lainnya.
Dia berharap supaya Pelindo Cabang Banten dapat segera mengoperasikan kembali pelabuhan Bojonegara. (***)