Raksasa pelayaran Prancis CMA CGM Group menandai tonggak sejarah ketika kapal kontainer 17.000 TEU APL Raffles baru-baru ini mengunjungi Pelabuhan Hamad, di Selatan Doha di daerah Umm Al-Houl Qatar. Pelabuhan yang dioperasikan oleh QTerminals ini mencatat bahwa APL Raffles menjadi kapal terbesar yang masuk ke Pelabuhan Hamad sejak awal tahun.
APL Raffles memiliki panjang 398 meter, lebar 51 meter dan bergabung dengan armada MSC pada tahun 2013.
Setelah Pelabuhan Hamad, kapal melanjutkan perjalanan ke Dammam dan Sohar sebelum kembali ke China.
CMA CGM Qatar memegang posisi terdepan dalam kargo peti kemas dan memiliki pijakan yang sangat baik di segmen Break Bulk dan Kargo Proyek dengan menangani dua trafo berat yang memecahkan rekor dengan berat masing-masing 163 ton di Terminal Kontainer Satu, trafo 92 ton di Terminal Kargo Umum.
Antonius Thomas, manajer umum CMA CGM Qatar, mengatakan bahwa ini menjadi tonggak penting bagi pihaknya, karena Qatar telah menunggu untuk menyambut kapal-kapal besar, mengingat perkembangan terkini dalam rantai pasokan global & lokal, waktunya tidak mungkin lebih baik.
“Ini adalah waktu yang tepat. kedatangan kapal besar menegaskan kembali komitmen Grup kami untuk mendukung dan menyelaraskan dengan permintaan pasar yang berkembang di Qatar,” kata Antonius.
Kapten Mohammed Hamed Al-Saiari, Manajer Pelabuhan Hamad, menyatakan sangat senang menyambut APL Raffles dari kapal kontainer CMA CGM, kapal terbesar dalam hal panjang (398m) dan kapasitas (sekitar 17.300 TEU) yang pernah mengunjungi Pelabuhan Hamad sejak dimulainya operasi. Ini menegaskan kemampuan dan daya saing pelabuhan, yang terus menjadi salah satu pelabuhan terpenting di kawasan ini.
Hamed mencatat bahwa pelabuhan Hamad telah menjadi tujuan untuk jalur pelayaran internasional, dan hal itu mencerminkan kepercayaan besar yang diperolehnya di tingkat regional dan internasional.
Seperti diketahui bahwa beberapa tahun lalu pelabuhan di Jakarta juga pernah dikunjungi kapal besar kapasitas 10.000 TEU dengan rute Jakarta-Amerika Serikat. Namun sayang, hanya berjalan beberapa kali saja.
Beberapa pelaku usaha mempertanyakan, kenapa kapal itu tak lagi masuk Tanjung Priok Jakarta, apakah barang yang diangkut tidak pernah memenuhi target, atau sebab apa, hingga saat ini belum ada keterangan resmi. (***)