Pemerintah berencana menghapus perjalanan kapal jarak jauh pada tahun 2019. Rencananya, kapal jarak jauh ini akan diganti dengan kapal-kapal cluster dengan perjalanan jarak tempuh yang pendek.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengungkapkan, rencana penghapusan kapal jarak jauh ini perlu diterapkan karena dianggap sudah tidak efisien dengan kebutuhan masyarakat. Pasalnya, saat ini masyarakat lebih memilih untuk menggunakan pesawat dibandingkan dengan menggunakan kapal laut.
“Sampai 2019 pemerintah akan mengubah angkutan manusia, yang jarak jauh tidak akan gunakan angkutan laut lagi,” kata Jonan dalam penutupan rapat pimpinan PT Pelni di Bogor, Sabtu (4/6/2016).
Menurut Jonan, waktu tempuh perjalanan hingga berhari-hari saat ini menjadi alasan masyarakat untuk lebih memilih pesawat terbang dibandingkan kapal untuk perjalanan jauh. Perusahaan pelayaran pun dapat rugi dengan adanya perubahan tren perjalanan di Indonesia.
“Saya kasih contoh. Sekarang itu Anda naik kapal dari Jakarta ke kupang dan ada juga dari Surabaya ke Sorong, itu tiga hari, lama itu. Itu sudah enggak masuk akal kalau menurut saya,” ungkap Jonan.
Pemerintah pun telah melakukan berbagai persiapan untuk menghapus perjalanan kapal jarak jauh. Di antaranya adalah membangun dan memperluas bandara agar masyarakat dapat memilih pesawat terbang untuk penerbangan jarak jauh.
“Dari 235 bandara ditambah 15 yang baru. Jadi itu sampai 2019 yang jaraknya jauh itu akan menggunakan perawat udara. Dari Surabaya ke Sorong itu tiga hari ya pakai pesawat aja,” ungkapnya. (ow)