Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim, Kemenko Maritim Arif Havas Oegroseno menyatakan, kemampuan Indonesia di bidang kemaritiman dapat memudahkan Indonesia melakukan penetrasi pasar baru tujuan ekspor ke negara-negara Asosiasi Negara Lingkar Samudra Hindia (IORA). Hal itu sesuai hasil KTT IORA yang menghasilkan enam kesepakatan yang salah satunya menyangkut kerjasama keamanan dan maritim.
“Pengaruh kemaritiman Indonesia di kawasan Samudra Hindia ini akan dimanfaatkan agar dapat memberikan nilai tambah bagi kepentingan Indonesia di bidang perdagangan,” kata Arif Havas, di Jakarta.
Pemerintah Indonesia akan mengusulkan suatu network atau jaringan pelabuhan di kawasan Samudra Hindia. “Nanti kita akan ada pelabuhan di sana, nanti pelabuhan baru di Kuala Tanjung, ada pelabuhan di padang, pelabuhan yang bisa network, sehingga nanti bisa punya mekanisme akses langsung ke pelabuhan-pelabuhan di Afrika,” ujarnya.
Selain network pelabuhan di Samudra Hindia, Indonesia juga akan membuat kerjasama di bidang custom (bea cukai) di seluruh kawasan Samudra Hindia. “Kita jadi mengerti sistem bea cukai di samudra Hindia, termasuk tarifnya, kita juga ngerti nanti barang-barang mana bisa masuk ke kawasan itu, sehingga kita bisa melakukan assessment, kalau tarif terlalu tinggi kita bisa minta tarif turun atau kita langsung masuk investasi,” ungkapya.
Sinergitas antar lembaga negara, menurutnya juga akan dilakukan untuk menyukseskan tujuan tersebut. Pembicaraan bilateral antar negara anggota IORA saat ini sejatinya sudah dimulai pemerintah. Perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement bahkan menjadi salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena, Rabu (8/3) kemarin. (**)