Pengguna jasa mengaku sekarang ini layanan di pelabuhan Pontianak semakin membaik. Bahkan produktivitas bongkar muat juga lebih cepat dibandingkan tahun 10 tahun lalu. Sayangnya, akses jalan di luar pelabuhan sudah tak layak lagi menopang kepadatan lalu lintas truk barang maupun kendaraan umum dan pribadi yang lalu lalang disitu.
“Apalagi pemerintah kota Pontianak membuat kebijakan pembatasan jam operasi terhadap truk angkutan petikemas dari dan ke pelabuhan. Ini yang menjadi kendala bagi kami dunia usaha,” kata Ketua ALFI Kalimantan Barat (Kalbar) Retno Pramudya kepada Ocean Week, per telpon, Jumat (4/11).
Menurut Retno, kendala saat ini untuk Kalbar adalah masih kurangnya infrastruktur jalan yang memadai. “Kendala yang paling berarti adalah ketersediaan jalan, sedangkan untuk pelabuhan saat ini sudah baik,” ujarnya.
Retno menyatakan di pelabuhan, untuk barang lokal waktu tunggu bongkar hanya sehari dan besoknya bisa langsung berjalan kembali, sedangkan untuk impor disebutkan memerlukan waktu sekitar tiga hari. Untuk pelabuhan sudah sangat baik, tapi jika tidak didukung infrastruktur dari luar, maka jadi percuma saja,” ungkapnya.
Kata Retno jika didukung dengan infrastruktur yang lebih baik, maka biaya logistik bisa ditekan sekitar 10-15 persen.
Sementara itu, Ketua APBMI Kalbar Hamdan Godang mengungkapkan bahwa kegiatan bongkar muat di pelabuhan dinilainya dari hari ke hari terus membaik. Sistem kerja, dan system layanan yang diberikian Pelindo Pontianak pun semakin bagus. “Kami pengguna jasa semakin dibuat nyaman, cepat dan aman. Peralatan penunjang bongkar muat juga sudah memadai dan canggih,” ujar Hamdan.
Hal serupa pun dikatakan Rosyidi (ketua INSA Pontianak). “Sandar kapal sudah tak lagi nunggu lama, apalagi yang window. Pokoknya Pelindo Pontianak sudah berubah,” ujarnya. (***)