PT Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang berencana melakukan banyak pengembangan terhadap pelabuhan yang berada di Lampung ini, apalagi setelah tol trans Sumatera beroperasi. Berbagai fasilitas pelabuhan pun dibangun, sistem layanan juga sudah digitalisasi.
Kenyamanan, keamanan, efisiensi dan transparansi menjadi bagian dari target perseroan dalam memberikan layanan kepada para pengguna jasanya. Dibandingkan di era 90-an, pelabuhan Panjang kini sudah jauh berubah. Meski begitu, masih banyak hal yang perlu dibenahi, semata untuk memanjakan semua pengguna jasanya.
Untuk mengetahui bagaimana dan apa yang ingin dilakukan oleh perusahaan BUMN ini, Ocean Week berkesempatan mewawancarai GM Pelindo II Cabang Panjang, Drajat Sulistyo, di Kantornya, Senin (18/11). Drajat yang ditemani oleh Budi Waluyo dan Doni (keduanya Manager Pelindo II Cabang Panjang), menjawab berbagai pertanyaan dengan santai, dan sesekali cukup serius. Berikut petikannya.
Bisa cerita, rencana pengembangan untuk pelabuhan Panjang ?
Banyak yang ingin kami lakukan untuk mengembangkan pelabuhan Panjang. Apalagi di era digitalisasi ini. Saat ini disini sudah menerapkan sistem digitalisasi di berbagai aspek untuk menuju Digital Port tahun 2020. Kami pun punya tower control room, dari sini semua aktivitas dan pergerakan yang ada di pelabuhan dapat terkontrol, misalnya aktivitas bongkar muat, sandar kapal, rencana sandar kapal, dan sebagainya.
Apa yang jadi sasaran dengan digitalisasi ini ?
Ya..Inovasi teknologi ini semata untuk meningkatkan pelayanan, memperbaiki konektivitas dengan industri dan pasar, serta stakeholders. Apalagi dengan telah beroperasinya tol trans Sumatera. Kami pun ingin akses tol itu nyambung ke pelabuhan, dan itu sudah disetujui Kementerian PUPR. Lalu pengaktifan kembali jalur angkutan rel kereta, dan lain sebagainya.
Jadi ?
Dengan adanya tol trans Sumatera itu, kami juga nggak bisa main-main. Kami juga mesti menyiapkan infrastruktur jalan menuju pelabuhan sebagai antisipasi lonjakan ekonomi. Makanya kami sudah siap untuk itu. Nantinya jalan di depan pelabuhan ditutup, dan masyarakat yang selama ini menggunakan jalan itu, dipindahkan, dan itu sudah nggak ada masalah. Kami berharap pembangunan akses jalan utama sudah tersambung di tahun 2021 mendatang.
Selain itu semua, pembangunan apa yang sedang disiapkan ?
Saat ini kami juga sudah membangun gudang dan lapangan Tempat Penimbunan Sementara berbasis Online (TPS Online) yang sebentar lagi diresmikan. Untuk TPS Online waktu itu di-launching oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Jendral TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan. TPS Online ini merupakan solusi digital untuk melakukan Pertukaran Data Elektronik (PDE) kontainer antara sistem IPC di Terminal Peti Kemas dengan sistem Bea Cukai. Sehingga IPC dan Bea Cukai dapat memberikan pelayanan lebih optimal kepada pelanggan. Dengan sistem online, pelabuhan bisa semakin terintegrasi dan menutup kemungkinan adanya pungutan liar kepada pengguna jasa.
Dengan TPS online ini, proses keluar masuk barang ekspor maupun impor akan semakin lancar. Inovasi ini adalah hasil kerjasama IPC Panjang dengan Bea Cukai. Sistem ini meredius waktu dan cost yang cukup lumayan, bisa sampai 20 hingga 30 persen. Karena bisa diakses pengguna jasa dari kantornya masing-masing, tidak perlu lagi bolak balik datang hanya untuk mengisi berkas-berkas yang diperlukan.
Apa keuntungan dengan digitalisasi ini ?
Pastinya dengan teknologi digital, pelayanan semakin cepat, lebih mudah, dan lebih murah, nyaman dan transparan. IPC Panjang juga sudah menyiapkan satu gedung Integrated Port Service Center atau Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA). Dari gedung itu untuk planning dan control serta semua layanan yang dibutuhkan untuk Pelabuhan Panjang dapat direncanakan maupun terkontrol.
Ada gedung control room, apa itu ?
Itu gedung control room di dalamnya dilengkapi dengan layar monitor besar yang menampilkan kondisi operasional pelabuhan secara keseluruhan dan real time. Semua tampilan yang bisa diakses sebagai dasar untuk evaluasi pelayanan. Dan gedung Integrated Port Service Center seperti ini tak dimiliki semua cabang Pelindo. Di gedung ini tersedia 10 monitor dengan aplikasi yang berbeda-beda untuk mempermudah berbagai proses di pelabuhan. Dari sini juga termonitor aplikasi Non Petikemas-Terminal Operating System (NPK-TOS) yang berfungsi untuk mengelola proses layanan kargo curah atau non peti kemas. Penempatan kargo, penyusunan jadwal rencana bongkar muat terkait mapping peralatan dan resources yang ditugaskan dalam suatu kegiatan bongkar muat.
Lalu ada Automatic Identification System (AIS), yaitu aplikasi untuk memantau kapal yang keluar masuk pelabuhan. Sistem ini dapat menghitung waktu kedatangan kapal, memprediksi waktu ketibaan kapal di pelabuhan, melacak data tracing AIS dan sebagainya.
Selaij itu, apa lagi ?
Dari sisi teknik dan manajemen risiko, juga sudah diterapkan sistem pelaporan digital atau Equipment Reporting and Monitoring System (ERMS) yang berfungsi memantau alat-alat bongkar muat secara terintegrasi. Selain itu, pengaturan keluar masuk kendaraan di pelabuhan juga sudah diterapkan yang dapat mengantisipasi kemacetan di dalam pelabuhan.
Salah satu sistem yang juga paling penting, adalah untuk pengaturan kapal. System ini akan mengatur tingkat antrean. Jika semua proses, mulai dari bongkar muat hingga keluar masuk barang sudah lancar, maka keberadaan Pelabuhan Panjang juga akan membantu kelancaran akses transportasi di wilayah Lampung, atau pun Sumatera bagian selatan.
Konon berencana menghidupkan rel kereta api ?
Memang rencana itu ada. Jadi mengaktifkan kembali rel kereta api ke Pelabuhan Panjang, perluasan area pelabuhan hingga ke Sebalang dan mengamankan jalan-jalan masyarakat yang selama ini melintas di pelabuhan. Untuk jalur kereta api ke Pelabuhan Panjang, sudah dikoordinasi dengan PT KAI, dan PT KAI setuju.
Kedepan, apa fokus yang ingin Anda capai ?
Kami berobsesi menjadikan pelabuhan Panjang mesin penggerak perekonomian atau engine economic Sumatera bagian Selatan. Kita yakin dengan adanya tol trans Sumatera akan menambah hinterland pelabuhan Panjang. Kami juga berharap pelabuhan Panjang menjadi penopang pelabuhan Priok, mengingat pelabuhan Priok yang semakin padat. Mudah-mudahan semua itu bisa terwujud. (***)