Indonesia National Shipowners Association (INSA) Bangka minta supaya alur Pelayaran masuk keluar ke pelabuhan Pangkal Balam, Bangka dapat segera dikeruk, karena sudah sangat dangkal, dan kapal hanya bisa beraktivitas menunggu air pasang.
Hal itu diungkapkan Eko Supriyadi, Ketua DPC INSA Bangka kepada Ocean Week, di Pangkal Pinang, Jumat siang. “Kami berharap Pelindo bisa segera melakukan pengerukan alur Pelayaran pelabuhan Pangkal Balam,” ujarnya.
Namun, GM Pelindo Regional 2 Pangkal Balam, Yoga Suryadharma kepada Ocean Week menyatakan tak ada program pengerukan alur Pelayaran ke pelabuhan.
“Tahun ini tak ada program pengerukan alur,” katanya.
Informasi yang Ocean Week peroleh mengungkapkan bahwa alur Pelayaran ke pelabuhan tersebut bisa dikeruk, asalkan yang melakukan adalah para penambang dari daerah Pangkal Pinang. “Kalau diserahkan pekerjaan itu kepada penambang dari sini (Pangkal Pinang), dua tiga bulan sudah kelar,” ujarnya.
Alasannya kenapa, menurut sumber tersebut, karena pasir dalam sungai itu mengandung timah, sehingga mereka memanfaatkan kandungan timahnya, dan pasirnya dapat dijual.
Eko menambahkan bahwa selama ini, pelayaran yang keluar masuk ke pelabuhan Pangkal Balam terpaksa menunggu air pasang, barulah kapal bisa masuk. “Kalau siang hari air surut, kapal harus menunggu sampai air pasang,” ungkap Kepala Cabang PT BJL ini.
Menurut Eko, itulah salah satu kendala yang ada di pelabuhan Pangkal Balam. “Untuk fasilitas dan layanan, sudah membaik, sudah online sistem,” katanya dibenarkan Heri Arryanto (pengurus APBMI Bangka).
Heri juga bercerita bahwa di pelabuhan Pangkal Balam, kegiatan bongkar muat barang selama ini berjalan lancar. Hanya saja sekarang ini, pihaknya merasa terusik dengan masuknya SPMT (Subholding Pelindo Multi Terminal, anak usaha PT Pelindo) yang secara tiba-tiba mengambil peran kegiatan bongkar muat, meskipun secara operasional yang bekerja adalah PT PTP (cucu PT Pelindo).
“Kami nggak tau SPMT itu siapa, tiba-tib melakukan tagihan bongkar muat. Kami bertanya-tanya apakah SPMT itu BUP, mana ijinnya, namun sampai sekarang kami belum tau,” ujarnya diiyakan Eko.
Makanya, ketua INSA Pangkal Pinang maupun APBMI Bangka berharap, pihak Pelindo bisa memberi informasi sebenarnya. “Jangan membuat kami bingung,” katanya.
Yoga menyampaikan bahwa PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Pangkal Balam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung siap mentransformasikan operasi dan pemutakhiran sistem guna mewujudkan pelabuhan yang lebih baik dan modern.
“Kami mendukung penuh transformasi operasi dan pemutakhiran sistem untuk meningkatkan kinerja dan layanan pelabuhan ini,” katanya.
Kata Yoga, Pelindo Pangkal Balam bersama PT Pelindo Multi Terminal dan PT Pelabuhan Tanjung Priok akan terus mensosialisasikan transformasi operasi dan pemutakhiran sistem di Pelabuhan Pangkal Balam kepada stakeholder disini.
“Itu adalah bagian dari serah operasi terminal non petikemas Pelabuhan Pangkal Balam kepada Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT) dan serah operasi tersebut merupakan bagian dari rencana strategis perusahaan pasca merger PT Pelindo. (**)