Politeknik Bumi Akpelni (PBA) Semarang menggelar seminar nasional bertema Kesiapan Dunia Maritim dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0, pada hari Sabtu ini (24/8), bertempat di Semarang, Jawa Tengah.
Kegiatan diskusi tersebut menghadirkan sejumlah nara sumber antara lain, DIrektur Lala Perhubungan Laut, Capt. Wisnu Handoko, Perwakilan DPP INSA Capt. Witono Soeprapto, serta lainnya.
Menurut Ridwan, Ketua DPC INSA Semarang yang juga dosen di PBA, diselenggarakannya diskusi ini agar out come dari PBA bisa mencapai link and macth, benar-benar siap di dunia industri terutama bisnis kemaritiman yang sudah mengetrapkan revolusi industri 4.0.
“Penyelenggara diskusi ini bukan DPC INSA Semarang, melainkan PBA,” kata Ridwan kepada Ocean Week, siang ini.
Sementara itu, Capt. Witono, pada kesempatan tersebut menyatakan, bahwa industri 4.0 ini pun tak isa dihindari lagi saat ini, termasuk pada sektor pelayaran. Namun, pada era teknologi ini, Witono menilai, bahwa ada peluang maupun ancamannya.
Ancamannya, dapat menghilangkan sekitar 1-1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025, karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis. “Diestimasi dimasa yang akan datang, 65% murid sekolah dasar di dunia akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada di hari ini,” ungkapnya.
Sebaliknya, peluangnya bahwa era digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga 2,1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025. Lalu berpotensi adanya pengurangan emisi karbon kira-kira 26 miliarmetrik ton dari tiga industri, yakni elektronik 15,8 miliar, logistik 9,9 miliar, dan otomotif 540 miliar dari tahun 2015-2025.
WItono berharap pada era digital ini, Indonesia mampu meningkatkan SDM yang memiliki kemampuan spesifik dan ahli. “Dan itu dapat dilakukan melalui pendidikan yang fokus sesuai bdiang yang dibutuhkan,” ujarnya.
Sedangkan Capt. Wisnu Handoko mengemukakan, pemerintah pun dipastikan mengikuti perkembangan jaman. Perhubugan Laut juga mempunyai arah kebijakan meningkatkan teknologi informasi dengan mengembangkan sistem digitalisasi online Inaportnet, dan DO Online, lalu pengembangan vessel traffic services (VTS) dan alat telekomunikasi pelayaran yang lainnya.
“Selain itu, juga mengembangkan sistem tiket online di berbagai pelabuhan di Indonesia, seperti Tanjung Emas Semarang, Kaliadem Jakarta, Bau-bau, Tulehu, Tanjung Pinang, Surabaya, dan Tarakan,” kata Wisnu.
Menurut Capt. Wisnu, Perhubungan Laut juga sudah mengembangkan dan menerapkan Inaportnet sistem dan DO Online, di pelabuhan Utama plus Tanjung Emas.
“Secara tehnology ada kemungkinan di Indonesia akan ada kapal tanpa awak (drone), meski untuk beberapa tahun lagi dan secara bertahap, sehingga hal ini harus disikapi dengan bijak oleh dunia pendidikan tinggi,” katanya. (***)