PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Tbk terus melakukan pengembangan usahanya, sehingga dapat memberikan pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan pasar.
Sekarang ini IKT atau IPCC, sudah juga membuka layanan untuk Belawan, Makassar, Balikpapan, serta Pontianak.
Bahkan, obsesi IKT ingin bisnis car terminal ini dapat mewarnai ditingkat Asia, dan bukan hanya Thailand dan India saja.
Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana strategi IKT kedepan, Ocean Week (OW) mencoba meng-interview Dirut PT IKT Sugeng Mulyadi (SM), berikut petikannya.
OW : apa kabar Pak Dirut ?
SM : Alhamdulillah baik,,,
OW : bagaimana IKT sekarang dan kedepan ?
SM : seperti yang dilihat, IKT masih eksis dan terus berkembang. Bahkan kami terus melakukan ekspansi di luar Tanjung Priok.
OW : banyak yang ingin tau mengenai IKT, bisa cerita ?
SM : oh ya,,PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk atau IPCC Terminal Kendaraan didirikan sebagai suatu usaha entitas pada tanggal 5 November 2012 dengan persentase kepemilikan saham setelah merger PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebesar 71,3% dan PT Multi Terminal Indonesia sebesar 0,7%, serta 28% dimiliki publik, karena sejak 2018 IPCC sudah IPO. Sebelum menjadi badan usaha tersendiri IPCC merupakan perusahaan yang strategis unit usaha bernama Tanjung Priok Car Terminal (TPT) yang dikelola di bawah Kantor Pusat dan beroperasi sejak Juni 2007. IPCC merupakan terminal khusus penanganan kargo dari PCC (Pure Car Carrier) dan RoRo non penumpang (Roll On Roll Off) kapal di Indonesia.
OW : jadi IKT boleh dibilang sebagai pelopor di terminal kendaraan ya ?
SM : benar sekali, IKT merupakan pionir terminal kendaraan khusus di Indonesia. Oleh karena itu, IPCC sebagai Operator terminal kendaraan khusus di Indonesia terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada seluruh pelanggan dan pemangku kepentingan. Sejalan dengan rencana strategis jangka panjang, IPCC akan melakukannya, terus mengembangkan usahanya sehingga dapat memberikan pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan pasar.
OW : infonya IKT juga mengembangkan usahanya di wilayah lain, betulkah ?
SM : betul Pak,,di Belawan mulai beroperasi sejak 1 Jan 2022, dilengkapi dengan Gedung parkir mobil 4 lantai (3.600m2), Dermaga 1 : 84 m / -7 mLWS, Dermaga 2 : 86 m / -7 mLWS. Lalu Terminal Mobil Makassar, Dioperasikan oleh IPCC sejak 1 Mei 2022, dilengkapi Gedung parkir mobil 3 lantai (1.500m2) Dermaga 1 : 204 m / -7 mLWS Luas Halaman 1 : 6.950 m2 Luas Halaman 2 : 4.050 m2. Kemudian Cabang Pontianak, dengan Dermaga 1 : 125 m / -4,5 mLWS Dermaga 2 : 75 m / -4,5 mLWS.
OW : selain itu ?
SM : kami juga menggandeng Maspion sejak tahun 2017, untuk Dermaga 1 : 200 m / -10 mLWS, luas Pekarangan : 3 Ha PDC Jakarta MKO MTKI Gresik Semayang, Balikpapan Target operasi terminal ekspansi IPCC. Surabaya : Inisiasi perjanjian kemitraan, sedang dalam proses studi bersama. Banjarmasin, Semarang: ekspansi jangka pendek hingga menengah target Bitung, Ambon, Dumai, dst. Potensi untuk ekspansi target, jangka menengah hingga panjang (untuk ditinjau) Luas (efektif): ± 18,94 Ha – Internasional : ± 14,17 Ha – Domestik : ± 4,77 Ha Total Kapasitas : ± 12.161 unit – Internasional : ± 8.846 unit – Domestik : ± 3.315 unit.
OW : ada lagi..?
SM : rencana Pengembangan Rute Pelabuhan Makassar dan Balikpapan. Kemudian untuk Jangka Menengah dan Jangka Panjang: Optimalisasi jalur pelayaran dari masing-masing node utama Tj. Priok, Belawan, Surabaya, Makassar dan Balikpapan. Kolaborasi moda distribusi jalur darat & laut, Pertimbangan Efisiensi biaya, waktu, dan volume kargo.
OW : rencana ekspansi, bisa cerita?
SM : ekspansi Vertikal (Manajemen Distribusi Mobil), Ekspansi pada bisnis lain di dalam ekosistem terminal kendaraan (car operator, pelayaran, dan PDC). Kolaborasi dengan pelaku bisnis di ekosistem terminal kendaraan untuk layanan bisnis baru. Perluasan Horizontal (Jaringan Terminal Mobil), Ekspansi bisnis inti (operator terminal kendaraan) di terminal kendaraan lain di bawah grup Pelindo. Kolaborasi/sinergi dengan cabang/regional Pelindo atau sub-holding/sister perusahaan untuk memperluas jangkauan wilayah layanan terminal kendaraan, seperti di Surabaya dan Pelabuhan lain yang potensinya.
OW : katanya ada ekspor mobil lewat IKT?
SM : memang belum lama ini, IKT kembali mendapatkan proyek dari PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) untuk mengekspor mobil Mitsubishi Xforce. IPCC mengekspor Mitsubishi Xforce sebanyak 500 unit Completely Built Up (CBU) ke Vietnam. Ini merupakan ekspor perdana Mitsubishi Xforce ke Negeri Naga Biru itu. Kami akan membantu menyukseskan ekspor ini mulai dari lapangan hingga ke dalam kapal. Dan kami selalu mendukung program Pemerintah dan Auto Maker dalam mengembangkan dan meningkatkan jumlah ekspor mobil ke negara lain. Adapun CBU dengan tipe SUV yang berkekuatan 1499 CC tersebut merupakan CBU Mitsubishi yang diproduksi di Indonesia melalui pabrik MMKI di Cikarang, Jawa Barat.
OW : untuk impor bagaimana ?
SM : IPCC juga telah menangani unit Mitsubishi sebanyak 12.697 unit untuk impor sepanjang 2023. Sementara, IPCC telah mengekspor 79.617 unit mobil merek Mitsubishi. Sebelumnya, IPCC juga mendapatkan proyek untuk melakukan ekspor perdana Mitsubishi Pajero Sport ke Australia. Dan untuk Australia, kami berusaha serius. Apalagi sudah mengirimkan 193 unit Pajero Sport. Untuk mobil baru itu diberangkatkan dari Indonesia menggunakan KM Jasa Murni, pada 29 Januari 2024 di dermaga internasional IPCC, Tanjung Priok.
OW : apa harapan Bapak untuk IKT kedepan ?
SM : kami berharap IKT kedepan semakin berkembang, dan menjadi terminal kendaraan yang tak hanya dibutuhkan oleh para pemain kendaraan di dalam negeri untuk kegiatannya, namun juga bisa menjadi salah satu pemain terbaik ditingkat Asia. (**)