Aktivitas pelayaran antar pulau menggunakan kapal kecil di wilayah Maluku Utara (Malut) terpaksa diberhentikan sementara, menyusul tingginya gelombang laut yang mencapai 3 hingga 4 meter.
“Untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa dan harta benda di laut, maka KSOP Ternate menunda seluruh aktivitas keberangkatan kapal-kapal penumpang lokal, baik itu kapal cepat (speedboat) dan kapal rakyat, karena tingginya gelombang laut di daerah ini,” kata Kepala KSOP Kelas II Ternate, Agustinus di Ternate, Selasa, dikutip dari Antara.
Menurut dia, kapal rakyat yang saat ini ditunda aktivitasnya seperti tujuan Ternate Loloda, Kedi, Dama, Morotai, Bitung, Manado, Pulau Bacan, Pulau Obi, Kepulauan Sula dan Pulau Batang Dua.
Selain itu, berdasarkan hasil prakiraan cuaca BMKG Ternate, tinggi gelombang laut 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan Ternate-Morotai, Ternate-Bitung, Ternate-Manado, Ternate-Batang Dua, Ternate-Bacan, Ternate-Obi, Ternate-Kepsul dengan kecepatan angin 3 hingga 20 knot dari arah barat ke utara.
Oleh karena itu, KSOP Kelas II Ternate mengeluarkan surat pemberitahuan kepada seluruh perusahaan pelayaran, pemilik kapal antar-pulau dan masyarakat pengguna jasa angkutan laut untuk tidak bepergian menggunakan kapal berukuran kecil mulai 29 November pukul 21.00 wit hingga 2 Desember 2021.
Sementara itu, Prakirawan Cuaca, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Baabullah Ternate, Fahmi Bachdar meminta seluruh pengguna jasa transportasi laut untuk mewaspadai adanya potensi gelombang laut secara signifikan terjadi di perairan Morotai, Loloda, Halmahera Barat, Halmahera Timur yang mencapai 3-4 meter, terutama di perairan Pulau Halmahera dengan kecepatan angin mencapai 40 km per jam.
“Peringatan dini gelombang waspada berpotensi terjadi gelombang tinggi signifikan mencapai hingga 2,0 meter di Wilayah Perairan Morotai, Laut Halmahera, Perairan Loloda, Perairan Halmahera Barat Bagian Utara,” ujarnya. (***)