Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, untuk mendorong pertumbuhan pereknomian nasional perlu menggenjot infrastruktur. Lantaran infrastruktur Indonesia selama ini relatif tertinggal.
“Kenapa infrastruktur, karena itu yang tidak dibangun selama ini. Kita sudah tertinggal banyak, kalau kita tidak membenahi tak punya dasar membangun. Konektivitas tak jalan, pelabuhan laut kurang, pelabuhan udara kurang, jalan raya, semua serba kurang listrik apalagi, telekomunikasi juga sama,” kata Darmin dalam acara Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial di Jakarta, Minggu kemarin.
Kedua, ujarnya, pemerintah melakukan deregulasi dan debirokratisasi. “Itu perlu dilakukan untuk meningkatkan peran serta investor, baik dalam negeri dan luar negeri. Kenapa, tidak cukup tinggi saving tabungannya, dan itu mudah lihat bukan hanya PMA, bahkan di pasar modal asing peranannya besar. Di pasar surat utang ada 38 persen asing, di pasar saham 50-an persen asing. Itu artinya apa, kita perlu dana dari luar untuk itu kita perlu deregulasi debirokratisasi,” ungkapnya.
Lalu yang ketiga, pemerintah membangun beberapa sektor industri, khususnya industri dasar.
“Kenapa karena tidak punya industri dasar yang merupakan sumber impor paling besar, impor kita didominasi tiga kelompok industri, apa itu pertama besi dan baja dan turunnya. Kedua kilang dan petrokimia. Ketiga kimia dasar. 70-80 persen impor kita itu. Oleh karena itu didahulukan kalau melakukan tranformasi ekonomi,” katanya lagi.
Tetapi, menurut Darmin, itu saja tidak cukup, masih perlu membangun industri yang terhubung satu sama lain. Selain itu, pemerintah juga mengandalkan sektor pariwisata. “Kita harus membangun industri yang menghubungkan antara sektor agrikultur, hortikultura, tambang, dengan industri. Hanya dengan begitu membangun industri supaya perannya meningkat,” ucapnya. (***)