BPS mencatat, peningkatan ekspor Indonesia per 25 September 2019 adalah bahan bakar mineral senilai US$ 24,6 miliar, alas kaki US$ 5,1 miliar, ikan dan udang US$ 3,2 miliar, kopi dan teh US$ 1,6 miliar, kakao US$ 1,1 miliar, berbagai makanan olahan US$ 1,1 miliar serta buah-buahan US$ 825 juta.
Provinsi asal barang ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Juli 2019 berasal dari Jawa Barat dengan nilai sebesar US$ 17,41 miliar (18,17 %), diikuti Jawa Timur dengan nilai US$ 10,89 miliar (11,36 %) serta Kalimantan Timur sebesar US$ 9,79 miliar (10,22 %).
Khairul mengungkapkan, ekspor utama Indonesia berdasarkan negara tujuan adalah Cina sebesar US$ 24,4 miliar, AS US$ 17,7 miliar,Jepang US$ 16,3 miliar, Brasilia US$ 1,1 miliar, Meksiko US$ 893,3 juta dan Argentina US$ 238,3 juta.
Dia berharap pemerintah bisa mengambil hal itu sebagai potensi yang bisa menguntungkan Indonesia. “Potensinya sangat besar, makanya perlu pula ada hub port sebagai central untuk kegiatan ekspor nasional,” kata Khairul. (mb/ow/**)