Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekspor perikanan Provinsi Bali dan Sulawesi Selatan (Sulsel) pada kuartal III-2016 meningkat 30%.
Ekspor komoditas jenis tuna, tongkol, dan cakalang (TTC) untuk Bali pada 2016 meningkat hingga 3.773 ton atau senilai USD20,1 juta. Angka tersebut tentunya meningkat 1.407 ton jika dibanding pada 2015 yang jumlahnya 2.366 ton atau senilai USD14,4 juta.
Salah satu yang mendominasi nilai ekspor dari Bali adalah ekspor ke Jepang yang meningkat secara signifikan. Nilai ekspor tersebut menunjukkan kecenderungan meningkat, jika dibandingkan dalam periode yang sama, yakni antara Januari-Agustus 2012-2016. Pada 2016, volume ekspor ke Jepang naik hingga 33,30 persen mencapai 2.400 ton, yakni senilai USD12,6 juta.
Peningkatan ekspor hasil perikanan yang signifikan juga terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Volume hasil perikanan pada 2016 meningkat 49,93 persen hingga mencapai 12.850 ton atau setara dengan nilai USD86,8 juta.
Ekspor dari Sulsel pada 2016, volume ekspor ke Amerika Serikat meningkat hingga mencapai 3.051 ton. Ada pun selama rentang 2015-2016, tren volume ekspor perikanan dari Sulsel didominasi ke berbagai negara tujuan, yakni Amerika Serikat meningkat 63,42 persen, Vietnam 2.486, persen dan Saudi Arabia 652,54 persen.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan ekspor ini tentunya sangat menjanjikan kepada para investor, karena ini merupakan bukti bahwa perikanan Indonesia mulai membaik.
“Hasil ekspor ini, didominasi dengan komoditas udang, kerapu, makarel, kepiting/rajungan dan TTC. Tren ekspor volume udang pada 2015-2016 naik hingga mencapai 126,75 persen, kerapu naik 25,76 persen, makarel 51,64 persen, kepiting/rajungan 37,25 persen dan TTC 12,08 persen,” ujarnya. (**)