Ekspor asal Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY) tujuan negara Amerika Serikat, Jepang dan Jerman pada bulan Maret 2017 masing-masing tercatat sebesar 38,35 %, 9,93 % dan 9,63 %. Sedangkan ke kawasan ASEAN sebesar US$ 706.335, nilai tersebut turun 47,28 % dibanding bulan sebelumnya.
Tiga negara utama tujuan ekspor di kawasan ASEAN adalah Singapura, Malaysia, dan Vietnam masing-masing sebesar 38,50 %, 22,20 % dan 18,51%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, menyebutkan nilai ekspor barang asal DIY yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan Maret 2017 sebesar US$ 33.665.154, naik sebesar 9,28 % dibanding bulan sebelumnya dengan nilai sebesar US$ 30.807.446.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, JB Priyono, menyatakan jika dibandingkan setahun yang lalu, kumulatif Januari – Maret 2016, nilai ekspor tersebut naik sebesar 19,19 persen.
“Ada tiga kelompok komoditas utama dengan nilai ekspor tertinggi pada bulan Maret 2017 adalah pakaian jadi bukan rajutan perabot, penerangan rumah dan barang-barang dari kulit. Masing-masing komoditas utama tersebut sebesar 35,52 %, 16,36 % dan 8,48 %,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya yang diterima Ocean Week, Minggu (7/5) malam.
Perkembangan komoditas terbesar dari bulan Februari 2017 ke bulan Maret 2017 adalah komoditas kertas atau karton yang meningkat sebesar 118,82 %.
Perkembangan terbesar dari kumulatif Januari hingga Maret 2016 ke Januari hingga Maret 2017 adalah komoditas Perabot, penerangan rumah dengan peningkatan sebesar 90,63 %.
“Untuk perkembangan nilai ekspor terbesar bulan Maret 2017 terhadap bulan Februari 2017 sebesar 222,20 % bertujuan ke negara Italia. Selanjutnya, perkembangan terbesar kumulatif Januari hingga Maret 2017 terhadap Januari hingga Maret 2016 dengan peningkatan sebesar 283,41 % juga ke negara Italia,” kata Priyono.
Sementara untuk impor barang DIY pada Maret 2017 melalui pelabuhan udara Adi Sutjipto juga mengalami kenaikan, yakni sebesar 97,19 % senilai US$ 569.067 dibandingkan bulan Februari 2017.
Sebagian besar impor di bulan Maret berasal dari Hong Kong senilai US$ 185.818. (***)