Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto mengapresiasi positif terhadap kinerja PT Jakarta International Container Terminal (JICT) yang terus bertumbuh.
Bahkan tahun 2021 lalu, terminal yang pada Rabu (22/6) kemarin resmi mengoperasikan 2 Quay Container Crane (QCC) mampu mencatatkan throughput 2 juta lebih.
“Ini merupakan pertumbuhan positif bagi sebuah terminal internasional di tengah kondisi tekanan ekonomi dunia akibat covid dan kondisi politik dan keamanan dunia. Karena itu patut kita apresiasi, bahwa JICT juga telah mampu melayani banyak kapal besar internasional, seperti kapal milik CMA-CGM, hingga yang terbaru ada kapal milik Alibaba Group yang juga sandar di dermaga JICT,” kata Carmelita Hartoto kepada Ocean Week, Rabu malam.
Menurut Meme (panggilan akrabnya), berdasarkan fakta tersebut, dia menilai jika JICT merupakan wajah Indonesia di mata dunia.
“Sebagai terminal internasional yang beroperasi di pelabuhan Tanjung Priok, JICT menjadi tempat pertama dunia mengenal Indonesia. Dunia akan melihat Indonesia melalui JICT. Maka tidak berlebihan jika JICT sangat disorot, karena memang kita semua memiliki harapan yang tinggi terhadap JICT,” ungkapnya memuji.
Untuk itu, kata Ketua INSA ini, dengan bertambahnya Crane baru (2 QCC) yang sudah mulai dioperasikan menjadi salah satu usaha nyata untuk meningkatkan produktivitas bongkar muat JICT.
“Dunia telah berubah. Perkembangan teknologi telah mengubah pola konsumsi masyarakat, sehingga mau tidak mau perusahaan mengubah cara kerjanya ke era digital. Terlebih di era pandemi seperti sekarang, digitalisasi semakin cepat terjadi. Kita tidak menutup mata, bahwa JICT telah banyak mengubah layanannya untuk mengikuti kebutuhan pengguna jasa dengan system digital,” ucapnya.
Kata Meme, dalam beberapa tahun belakangan ini, JICT telah menerapkan system digital pelabuhan seperti e-billing, autogate, dan yang terbaru adalah JICT menerapkan sistem yang memudahkan trucking untuk melakukan booking sebelum berangkat ke terminal (JASforT), sehingga tidak terjadi kepadatan di terminal dan efisiensi bagi trucking.

“Sekali lagi, kita patut apresiasi segala usaha JICT dalam menerapkan inovasi digital di terminalnya demi menyederhanakan dan mempercepat proses keluar masuk peti kemas dengan lebih cepat dan andal,” jelasnya.
Namun, kata Carmelita, selain kecepatan pelayanan dan meningkatkan produktivitas, perlu juga menempatkan keamanan dan keselamatan kerja sebagai skala prioritas.
“Kita sering membaca atau mendengar adanya beberapa accident terjadi pada beberapa crane di terminal mancanegara karena tersenggol kapal yang sedang sandar. Semoga tidak terjadi di negara kita,” katanya.
Meme juga mengatakan wajar jika keselamatan dan keamanan menjadi sangat perlu mendapatkan perhatian karena tidak hanya menghambat pelayanan, tapi juga berdampak terhadap naiknya biaya logistic.
“Saya kira, selain meningkatkan hard infrastructure (seperti crane dan dermaga), kita semua selaku stakeholder perlu membangun soft infrastructure yakni peningkatan kapasitas manusia yang berorientasi pada pelayanan yang prima. Dengan begitu, keandalan infrastruktur di terminal diimbangi dengan kapasitas manusia yang mumpuni dan berintegritas. Sehingga akan ada peningkatan level pelayanan terminal bagi pengguna jasa,” katanya panjang lebar.
Ketua INSA ini berharap kedepan JICT bersama Pelindo bisa terus berkolaborasi dan bersinergi bersama INSA dan stakeholder kemaritiman lainnya untuk pemulihan perekonomian nasional. Karena di era ketidakpastian saat ini, tidak bisa lagi berjalan sendiri-sendiri dan mengedepankan ego, tapi mesti saling bergandengan dan sering-sering duduk bersama untuk memecahkan permasalahan.
“INSA selalu siap kalau diajak mendiskusikan problematika yang terjadi di pelabuhan untuk kemudian dicari solusinya,” ujar Carmelita Hartoto.
Pada kesempatan peresmian operasional QCC, PT JICT juga memberikan apresiasi kepada sejumlah pelayaran pengguna jasanya. Mereka antara lain, CMA CGM, Cosco, KMTC Line, Sinokor, wan Han Line, Heung A line, Hyunday, SITC, Yang Ming Line, ONE, OOCL, Gold Star, Ben Line, Meratus, Tresnamuda Sejati, Caraka Tirta Perkasa line, IFL, Tanto, Samudera Indonesia, SPIL, dan LKA. (***)