Tercatat 20 investor menanamkan modalnya di Kawasan Industri Kendal (KIK) dengan total nilai investasi mencapai Rp 4,3 triliun dan akan menyerap 4.000 tenaga kerja.
Senin (14/11), rencananya Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong akan meresmikan Kawasan Industri Kendal (KIK) di Kendal, Jawa Tengah ini, setelah beberapa bulan sebelumnya gagal meresmikannya, meski acaranya sudah siap.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto pada konferensi pers di Rumah Dinas gubernur Jateng Minggu (13/11) mengatakan, KIK dibangun dari arahan Jokowi yang ingin mewujudkan Indonesia Sentris, di mana kawasan ini memberikan lokasi strategis bagi pelaku usaha yang berinvestasi di Indonesia. Sesuai Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perindustrian, perusahaan wajib melakukan aktivitasnya di dalam kawasan industri.
“Salah satu langkah mempercepat penyebaran dan pemerataan industri adalah melalui pembangunan kawasan industri. Terlebih, Singapura menyambut baik langkah bapak presiden dengan ikut berinvestasi di KIK,” ungkap Airlangga.
Menurut Airlangga, yang sudah berinvestasi di KIK berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Jepang dengan berbagai sektor industri, seperti furnitur, makanan, dan baja. Perusahaan tersebut antara lain PT Tat Wai Industries, PT APP Timber, PT Praya, PT Ganda Sugih Arthaboga, dan Steel Fabricator Company.
KIK memiliki luas 2.700 hektare, di mana pembangunannya akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama akan dibangun seluas 850 ha memakan waktu 3 sampai 5 tahun. “Investasi tahap awal diharapkan bisa mencapai Rp20 triliun”, ucap Presiden Direktur PT Jababeka Tbk Budianto Liman menambahkan.
KIK memiliki tagline “Industrial Park by The Bay” karena letaknya di pantai dan di jalur Pantura yang tepat di tengah-tengah koridor pertumbuhan ekonomi antara Jakarta-Semarang-Surabaya.
Selain kawasan industri, KIK nantinya juga akan dijadikan sebagai Kota Fesyen (Fashion City) pertama di Indonesia, di mana ini menjadi ikon baru Jawa Tengah sekaligus kota mandiri yang terintegrasi pertama di Jawa Tengah. (***)