Pelabuhan Cirebon berencana mengembangkan kontainerisasi. Sebab, sekitar 5000 TEUs setiap bulan barang-barang yang dikontainerkan dari wilayah ini tidak dikirim melalui pelabuhan Cirebon, melainkan melalui Tanjung Priok Jakarta atau pelabuhan-pelabuhan lain.
Potensi kontainer yang cukup besar itu, kemudian dilihat sebagai peluang pasar oleh manajemen Pelindo Cirebon untuk menarik pangsa pasar tersebut ke pelabuhan Cirebon. “Kami sedang persiapkan semuanya, mudah-mudahan pada kuartal 4 tahun 2017 nanti kegiatan muat kontainer dari pelabuhan Cirebon sudah dapat dilakukan,” kata General Manager Pelindo Cirebon, Solikhin kepada Ocean Week, Kamis (9/3) di Cirebon.
Untuk persiapan tersebut, kata Solikhin, sebenarnya sudah cukup, misalnya lapangan penumpukan seluas 1 (satu) hektar sudah ada, lalu yang perlu dilengkapi adalah Reach Stacker dua unit kapasitas 150 ton, mobil crane dua unit. “Kalau semua itu sudah siap, sudah dapat beroperasi,” katanya didampingi Yosy Marciano, deputi GM Operasi dan Teknik Pelindo Cirebon, serta Sendi Fernando (deputi GM Komersial).
Mantan GM Pelindo Pontianak ini optimistis jika kontainerisasi pelabuhan Cirebon dapat berjalan sesuai rencana. “Makanya kami akan fokus untuk itu, dan untuk menunjang hal itu, kami akan melakukan pendalaman alur pelabuhan dari yang sekarang 5 meter bisa kembali ke 7,5 meter,” ujar Solikhin.
Sekarang ini, pelabuhan ini hanya sebatas untuk kegiatan bongkar saja, sedangkan muatnya masih belum, karena para pengguna jasa lebih memilih mengapalkan muatannya lewat Tanjung Priok atau Tanjung Emas.
Hari Kamis (9/3) siang, ketika Ocean Week bersama GM Pelindo Cirebon Solikhin yang didampingi Yosy Marciano dan Sendi Fernando melihat kegiatan bongkar batubara, sedang ada tiga tongkang yang sandar bongkar. Tak ada lagi kesan kumuh dan polusi. Sebab, semua peralatan dan fasilitas untuk polusi sudah disiapkan oleh perseroan.
Bahkan, truk-truk pengangkut batubara, sebelum keluar pelabuhan ke tempat tujuan wajib masuk tempat pencucian, sehingga truk begitu keluar sudah sangat bersih dari berbagai debu.
“Saat ini kegiatan di pelabuhan ini didominasi oleh batubara, sekitar 70% kegiata batubara, sisanya barang curah,” ucap Solikhin.
Siang itu pula di dermaga Muara Jati sedang sandar kapal Bahari Setya, kapal Anugerah Bahari. Lalu tampak juga kapal Edricko 8 sedang bongkar CPO. Tak jauh dari dermaga itu pun terlihat terminal aspal curah Cirebon milik PT Pakarti Tirto Agung.
“Kami sekarang fokus untuk pengembangan kontainer, kami berharap di cirebon dapat dijadikan sebagai dermaga multipurpose,” ungkapnya. (***)