PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) telah membeli 4 kapal, dari rencana penambahan delapan kapal. “Dari target pembelian 8 kapal, hingga saat ini kita sudah beli 4 kapal. Sisa 4 kapal lagi akan direalisasikan pada tahun ini,” kata Direktur Utama BULL, Wong Kevin, dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat (28/6).
Menurut Wong Kevin, pembelian kapal tersebut dilakukan perseroan guna menunjang kontrak bisnis perusahaan di pengangkutan minyak dan gas cair. “Untuk menambah 8 kapal membutuhkan dana sekitar Rp1-1,5 triliun. Dananya berasal dari hasil kombinasi antara kas internal, hasil rights issue, serta pinjaman perbankan. Dengan adanya penambahan kapal itu, kita harapkan dapat mendorong kinerja perusahaan untuk lebih baik lagi,” ungkapnya.
Wong Kevin juga menyatakan, setiap kapal yang dibeli perseroan sudah pasti disiapkan untuk menangkap kontrak jasa pelayaran. “Artinya seiring dengan penambahan kapal tersebut, akan ada peningkatan volume yang nantinya akan mempertebal marjin dari pendapatan perusahaan. Kinerja akan meningkat, profit akan naik hingga minimal 50%-60%. Nantinya akan ada banyak kontrak baik dari lokal maupun luar negeri,” katanya.
Sillo Maritime
Sementara itu, Presiden Direktur PT Sillo Maritime Perdana (SHIP) Herjati, menyatakan perseroan mengalokasikan belanja modal sekitar US$10 hingga US$15 juta untuk menambah kapal baru.
“Pada tahun 2019, perseroan hanya mencadangkan belanja modal sekitar US$10-15 juta untuk pembelanjaan kapal yang berasal dari kas internal. Apabila kekurangan dana, maka akan menggunakan pinjaman perbankan,” kata Herjati.
Menurut dia, komposisi pinjaman bank biasanya 80% dan perseroan telah mendapatkan komitmen dari Bank Mandiri dan Bank BNI. Namun besaran nilainya belum bisa disebutkan karena tergantung kapal yang akan dibeli. Disampaikannya, semua pembelian kapal itu tergantung dengan tender-tender yang akan dimenangkan. “Tahun lalu, perseroan telah menambah dua unit armada yakni kapal FSO dan LPG,” ujarnya.
Untuk tahun ini, Perseroan berupaya memenangkan tender setelah itu baru membeli kapal, sehingga jenis kapal yang akan dibeli menyesuaikan. Meski begitu, perseroan optimistis proyeksi tahun ini bisa tercapai.
Hingga saat ini serapan belanja modal telah digunakan untuk membeli kapal tug boat sekitar USD2,5 juta. Selain itu, pada tahun ini perseroan menargetkan pendapatan tumbuh 23,63% menjadi USD83,39 juta dan laba neto naik 27,81% menjadi USD 18,48 juta .
Kemudian posisi liabilitas diharapkan turun 16,10% menjadi USD114,55. Herjati menjelaskan bahwa posisi liabilitas tahun ini turun karena perseroan akan melakukan pembayaran utang kepada pihak perbankan sekitar USD22 juta.
Sebelumnya, PT Samudera Indonesia juga berencana membeli 8 kapal, dua diantaranya sedang dibangun di galangan di Jepang, yakni kapal tanker. Begitu pula dengan pelayaran Tempuran Emas yang menambah 3 kapal untuk memperkuat kinerjanya. (***)