Ngomongin pelabuhan memang tak ada habisnya. Apalagi jika lawan bicara nya adalah Aulia Febrial Fatwa, Ketua Umum Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI).
Hari ini (Rabu, 6 Desember 2023), Ocean Week (OW) berkesempatan untuk menginterview CEO SCN tersebut, mengenai bagaimana kinerja BUP konsesi tahun ini, bagaimana prediksi nya untuk tahun 2024 nanti, dan sebagainya.
Febri (panggilannya), dengan penuh optimis bercerita soal meningkatkan layanan di pelabuhan jika ingin tetap survive. Berikut adalah petikan wawancaranya.
OW : bagaimana realisasi kinerja BUP konsesi selama 2023, dibandingkan dengan 2022, apakah ada peningkatan atau penurunan ?
AF : BUP Konsesi atau Bentuk Kerjasama Lainnya (misalnya : KSO, KSP, KSM, KPBU) dan BUP Pelimpahan Pemanduan, secara umum tahun 2023 harusnya Kinerja lebih baik di bandingkan tahun 2022, Mengapa ?, Karena tahun 2023 posisi ekonomi sudah pulih secara total dari era pandemi covid. Dimana Trade perdagangan sudah kembali pulih normal, pelayaran pulih normal, sehingga kegiatan usaha kepelabuhanan (terminal/pelabuhan & Pemanduan) sudah ramai kembali.
OW : bagaimana prediksi Anda untuk tahun 2024, apakah bakal membaik atau sebaliknya, karena faktor apa ?
AF : untuk tahun 2024 akan ada kontraksi di jasa kepelabuhanan (operasi terminal/pelabuhan & operasi pemanduan) karena apa?, Karena masih terdampak gejolak dunia (perang Ukraina- Russia + perang Israel-Palestina) dan juga tahun 2024 ada impact secara domestik yaitu tahun Politik (Pilpers & Pilkada). Tapi kontraksi ini bisa di atasi apabila tetap mengutamakan tingkat pelayanan, tingkat keamanan & keselamatan dan harus melakukan usaha diversifikasi (pengembangan bisnis/service baru) yang dapat meningkatkan nilai tambah (added value) di dalam sebuah pelayanan jasa kepelabuhanan.
OW : strategi apa yang mesti dilakukan oleh anggota ABUPI untuk bisa survive di tahun-tahun mendatang ?
AF : seperti yang sudah saya jelaskan tadi, Jadi Pengembangan bisnis/Diversifikasi yang menciptakan nilai tambah itu salah satu strategi-nya. Lalu juga khusus untuk BUP yang mengelola Terminal/Pelabuhan harus menggunakan pola bisnis thinking (cara berfikir bisnis) sebagai PCL (Port Centric Logistic).
OW : kendala apa saja yang masih dihadapi oleh BUP swasta ?
AF : ada beberapa hal, antara lain, persaingan antar terminal/pelabuhan itu sendiri. Lalu persaingan antar BUP Pemanduan itu sendiri, Tingginya nilai inflasi & faktor BBM (untuk BUP Pemanduan), kemudian Para Pengguna Jasa BUP masih melihat faktor Cost Oriented, bukan melihat secara Value oriented. Dan Implementasi terhadap Tata Kelola Kepelabuhanan yang masih rendah, padahal aturan-nya jelas.
OW : Apa yang harusnya pemerintah lakukan untuk eksistensi BUP swasta anggota ABUPi ini?
AF : Pemerintah harus lebih proaktif untuk mendengarkan dan memberikan solusi terhadap setiap kendala yang di hadapi oleh para BUP, bukan malah berlindung di balik aturan & perundangan, karena pada dasarnya kecepatan bisnis pasti akan lebih cepat daripada kecepatan aturan dan perundangan.
OW : tantangan dan peluang untuk kedepan, bisa cerita ?
AF : kalau di bidang area Kepelabuhanan selalu ada tantangan dan potensi berkembang untuk masa depan, cuma tergantung bagaimana kita mau untuk melihat dan mengambil-nya. NKRI ini jelas jelas adalah negara kepulauan, jadi yang namanya industri maritim itu pasti akan selalu ada, dan di tambah lagi perkembangan industri logistik yang saat ini cukup pesat berkembang. Jadi intinya Industry Maritim dan Industry Logistik harus menjadi satu kesatuan yang menyatu dan tidak bisa di manage secara terpisah.
OW : maksudnya ?
AF : konsep utama yang harus di jalankan adalah Ship Follow the Trade, Trade follow the Ships, Port Growth with Trade & Ship, dan PCL !Port Centric Logistic). (**)