Biaya logistik dewasa ini masih tinggi dibandingkan dengan bidang lainnya. Hal itu menjadi tantangan bagi pelaku usaha logistik (ALFI) di tengah tengah persaingan ketat industri logistik asing.
Demikian hal itu diungkapkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada sambutannya yang dibacakan Asisten Bidang Perekonomian Pemprov Jateng, Tavip S, pada waktu pembukaan Muswil ALFI Jateng, di Semarang, Kamis (6/4).
Kendati demikian, Gubernur percaya anggota ALFI dapat mengatasinya karena SDM sektor ini di Jateng cukup mumpuni.
“Saya berharap usaha sektor logistik harus dapat dijalankan secara lebih profesional, dapat mendukung kemajuan usaha ekonomi produktif masyarakat, baik pengusaha kecil, menengah dan besar,” katanya.
Jadi, sebagai usaha pelayanan, Ganjar berharap usaha ini bisa memberikan pelayanan terbaik untuk mendukung terselenggaranya distribusi barang, termasuk yang ekspor impor agar semakin lancar. “Jangan sampai justru pelayanan sektor logistik ini malah dirasakan menambah biaya produksi yang lebih tinggi sehingga mengakibatkan harga produk nasional kita tak kompetitif,” tegas Ganjar.
Oleh sebab itu, gubernur melihat disilah peran penting pelaku usaha logistik (ALFI) berkolaborasi guna mempertahankan pasar logistik nasional.
Sementara itu, Deputi Kemenko Perekonomian Edy Putra Irawady menyatakan bahwa sekarang ini pemerintah terus mengkaji regulasi-regulasi yang membebani.
“Banyak zombi yang kembali bangkit yang mesti dikembalikan ke kuburnya. Ada 23 tata niaga yang membebani regulasi dan itu mesti dikaji lagi,” kata Edy Putra.
Kegiatan ini dihadiri oleh DPW ALFI seluruh Indonesia. Terlihat juga ketua DPC INSA Semarang, Ketua APBMI Jateng, Ketua Aptrindo, dan institusi terkait di Jateng.
Sebelum dilakukan pemilihan ketua umum ALFI Jateng, acara diisi diskusi menghadirkan Nara sumber Asdep bidang industri dan logistik Menko Perekonomian Erwin Reza, GM TPKSemarang Ery Akbar Panggabean, dan Ketum DPP Alfi Yukki Nugrahawan Hanafi.(***)