Pelayaran menilai pemerintah tidak fair jika swasta harus bersaing dengan BUMN (Pelni-red). Sebab, BUMN Pelni diberikan PSO (Public Service Obligation) atau subsidi. Coba kalau tidak lagi diberikan subsidi, apakah mereka masih sanggup bersaing dengan pelayaran swasta nasional.
Apalagi sekarang peran Pelni banyak berubah, yang tadinya hanya melayani penumpang (orang-red), kini kapal-kapalnya banyak yang mengangkut container. Mestinya, jika harus bersaing dengan swasta di pasar bebas, pemerintah sewajarnya tak lagi mensubsidi, terkecuali untuk angkutan penumpang rute perintis dan program tol laut untuk rute-rute tertentu.
“Swasta pasti berat kalau harus bersaing dengan BUMN (Pelni-red), karena diberikan subsidi, sedangkan swasta harus berjibaku memperoleh pasar, juga harus bersaing dengan sesame swasta, makanya kalau bisa subsidinya dihapus saja,” ungkap Soenarto, Penasihat DPP INSA, di Jakarta.
Sementara itu Direktur Utama PT Pelni Elfien Guntoro mengatakan, perseroan berhasil membukukan laba sebesar Rp190 miliar dari pendapatan total Rp4,4 triliun pada tahun 2016 lalu atau meningkat tinggi dari capaian di 2015 yang tercatat Rp 119,7 miliar.
“Kita berusaha laba 2017 ditarget meningkat, pendapatan sekitar Rp 5 triliun, dan laba bersih sekitar Rp 300 miliar,” katanya di Jakarta.
Menurut Elfien, capaian kinerja keuangan 2016 itu karena adanya penugasan dari pemerintah, berupa pengoperasian 46 trayek kapal perintis dan pengoperasian tol laut, 1 trayek kapal ternak.
Lalu, penugasan 6 trayek yang ditetapkan melalui Perpres Nomor 106 Tahun 2015 kepada Pelni untuk menyelenggarakan angkutan laut bersubsidi dengan kapal tol laut yang bertujuan membantu upaya pemerintah mengurangi disparitas harga antar wilayah.
“Program utama kita harus tetap melaksanakan penugasan pemerintah soal tol laut, kita ada 6 trayek, 46 trayek untuk kapal perintis, 1 trayek untuk kapal ternak, dan juga kita punya 26 kapal penumpang, itu yang kita pakai untuk 2017,” ungkapnya.
Kata Elfien, Pelni akan mengoptimalkan kapal barang dibandingkan kapal penumpang dengan adanya program tol laut, juga untuk cruise. Sampai saat ini, komposisi pendapatan dari barang masih sebesar 30% dan 70% sisanya dari penumpang. (**)