Lima belas (15) persen dari sekitar 2000 SDM logistik yang sudah memperoleh sertifikasi kompetensi melalui Lembaga Insan Prima (LIP) bekerja di luar negeri, khususnya pada bisnis perdepoan kontainer.
“Mereka pada umumnya bekerja di Malaysia dan Thailand. Sebab, di kedua negara itu tenaga ahli yang terkait dengan sektor depo kontainer masih sedikit,” kata Sekjen Asdeki Khairul Mahali kepada Oceanweek, di bandara Ahmad Yani, Semarang, Jumat (7/4) pagi.
Selain itu, banyak diantara ribuan tenaga tadi terserap sebagai tenaga kerja pada perusahaan (PMA) disini.
Khairul juga menyatakan bahwa sektor ini dapat menjadi peluang yang bagus bagi dunia usaha.
Makanya dari contoh kecil ini, mestinya perusahaan pemerintah (BUMN) diharapkan tidak hanya ‘jago kandang’ tetapi bisa berkompetisi ke luar negeri.
“Kalau selama ini asing banyak yang berusaha disini, kenapa BUMN juga nggak keluar. Jangan hanya di dalam negeri saja, apalagi jika harus memasuki ranah swasta, pasti kalahlah swasta,” ujar koordinator ALFI se-Sumatera ini.
Owner PT Sahara ini juga menceritakan bagaimana kerjasama dalam berbagai hal sudah dilakukannya melalui segi tiga negara Indonesia, Malaysia, dan Thailand (IMT).
“Saya kebagian untuk urusan infrastruktur dan transportasi di IMT itu,” ungkapnya.
Sebagai informasi LIP merupakan lembaga sertifikasi kompetensi yang dipunyai oleh ALFI, Asdeki dan Aptrindo. (**)