Empat Operator terminal di pelabuhan Tanjung Priok yakni JICT, TPK Koja, MAL, dan Pelabuhan III mesti berinterospeksi diri kenapa banyak pelayaran yang memindahkan kegiatannya ke NPCT1. Kenapa pula mulai ada beberapa pelayaran mengincar terminal yang pada Agustus 2016 lalu diremikan Presiden Jokowi tersebut sebagai kegiatannya.
“Itu yang mesti jadi introspeksi para operator terminal. Bukan karena peralatan bongkar muatnya yang baru, namun juga draft kolam yang dapat disandari kapal-kapal besar. Yang lebih menarik lagi bagi pelayaran dikarenakan tarifnya sama dengan keempat terminal lainnya di Tanjung Priok, sehingga hal itu yang menjadi daya tarik pelayaran kesana (NPCT1), namun itu hanya tukar tempat saja. Pelayaran yang tadinya di terminal yang satu pindah ke yang lain,” kata Ketua Komite Tetap (Komtap) Kadin Indonesia bidang Perhubungan Asmari Heri kepada Ocean Week per telpon, tadi malam.
Seharusnya, ungkap Asmari, pemerintah membuat kebijakan tariff yang sedikit beda antara NPCT1 dengan terminal yang lain di Priok. “Kalau tariff sama,,pelayaran pasti akan memilih ke NPCT1 dengan alas an-alasan tadi,” ujarnya.
Pemasaran NPCT1, ungkapnya, didukung oleh PSA dan Mitshui sebagai merger operasional (pesaham). Sementara JICT misalnya, mengandalkan Hutchison, TPK Koja hanya ada Pelindo II, sedangkan MAL sendirian, pelabuhan/terminal III seratus% adalah Pelindo II. “Disini kompetisi market diperjuangkan. Namun sebenarnya tidak ada kompetisi, sebab pelayaran sudah ada perhitungan masing-masing, service dan fasilitas, juga tariff yang memiliki peran penting,” tegas Asmari.
Direktur PT Samudera Indonesia ini juga menilai wajar pergeseran kegiatan yang dilakukan pelayaran. Sebab, di Priok sudah banyak pilihan untuk akivitas pelayaran. “Mereka berhak memilih dan menentukan, mau sandar dimana, apakah di JICT, MAL, Koja, Terminal III, atau di NPCT1,” ucapnya.
Jadi, kata Asmari, para operator tidak perlu gusar, karena yang bisa memberikan service yang tepat waktu, efisien, cepat, aman, serta mampu meyakinkan pelayaran berkegiatan di terminalnya, pelayaran pasti akan masuk.
Asmari tidak menampik kalau ada pelayaran yang pindahkan kegiatannya, misalnya NYK, dan Evergreen ke NPCT1.
Bahkan direktur marketing PT MAL Tresna pardosi mengungkapkan kapal ada satu pelayaran yang selama ini sandar di salah satu terminal juga akan pindah ke NPCT1. “Kita tidak bisa mencegahnya karena itu haknya pelayaran, namun kita hanya berusaha meyakinkan pelayaran untuk tidak menggeser aktivitasnya ke yang lain,” ujarnya.
Begitu pula dengan direktur komersil PTP Rima yang mengatakan bahwa yang masuk ke Priok, belum ada pasar pelayaran baru. “Yang ada hanya bergeser, pelayarannya ya itu-itu juga,” kelakarnya. (***)