Arus peti kemas di Pelabuhan Malundung pada tahun 2023 mencapai 60 ribu TEUs, meningkat 15 persen dibandingkan dengan tahun 2022 yang tercatat 54 ribu TEUs
Menurut General Manager PT Pelindo IV Regional Tarakan, Rio Dwi Santoso, faktor yang membuat jumlah peti kemas meningkat dikarenakan kegiatan area hinterland di Tarakan juga mulai jalan.
Selain itu, adanya beberapa proyek strategis di Kota Tarakan dan di daerah lain yang juga ikut andil dalam pertumbuhan peti kemas.
Misalnya proyek KIPI di Tanah Kuning, pembangunan pabrik kertas di Kota Tarakan dan adanya perusahaan gas mulai melakukan kegiatan ekspor.
“Jadi paling banyak pertumbuhan peti kemas ini terjadi di akhir tahun 2023. Jumlah kenaikan 15 persen ini sudah melewati target nasional yaitu sebesar 5 persen,” ujar Rio.
Kata Rio, peti kemas yang masuk ke Tarakan paling banyak berasal dari Surabaya.
Meskipun kegiatan awal kapal berasal dari Jakarta namun tetap melewati Surabaya terlebih dahulu, sebelum ke Kota Tarakan.
Meski adanya peningkatan peti kemas yang masuk, namun dia memastikan kapasitas Pelabuhan Malundung untuk menampung peti kemas masih mencukupi.
“Kalau saat ini kapasitas yang dimiliki itu bisa mencapai 100 ribu TEUs. Tapi kalau sudah penampungan mencapai 80 persen, kita merencanakan untuk melakukan investasi perluasan,” ungkapnya.
Untuk perluasan tempat penampungan peti kemas, ungkap Rio, harus melakukan penghitungan melalui formula ukur kinerja dermaga terminal petikemas atau yard occupancy ratio (YOR).
Untuk di tahun 2024 ini, pihaknya memprediksi bahwa jumlah peti kemas yang masuk ke Pelabuhan Malundung akan ada kenaikan, apabila dibandingkan tahun lalu.
“Mungkin ada peningkatan karena ada beberapa proyek perusahaan mulai rutin menggunakan fasilitas peti kemas,” sebutnya.
Terkait dengan upaya Pelindo Tarakan dalam mendukung upaya ekspor langsung dari Pelabuhan Malundung, pihaknya menilai bahwa hal tersebut masih ada berpotensi dilakukan.
Sebab, beberapa potensi komoditas di Kaltara bisa dikirim ekspor langsung. Hanya saja harus dipastikan ada pembeli yang siap memesan komoditas yang akan diekspor dengan jumlah yang besar.
“Perdagangan di daerah mulai berkembang dan kalau itu terjadi maka kapal akan datang sendiri,” katanya. (**/RT)