Arus barang melalui beberapa terminal petikemas selama tahun 2016 lalu mengalami kenaikan. Terminal Petikemas Surabaya, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Banjarmasin misalnya, ketiganya mencatatkan kinerja yang membaik.
Tanjung Priok naik 4,7%, sedangkan Banjarmasin hanya 3%, sementara itu TPS Surabaya meningkat tipis 1,6%.
Berdasarkan data yang diterima Ocean Week dari ketiga pelabuhan itu, pelabuhan Banjarmasin mencatat bahwa arus petikemas dari 346.089 TEUs tahun 2015 menjadi 357.782 TEUs di 2016.
Sedangkan arus petikemas di pelabuhan Priok selama tahun 2016 mencatat 5,44 juta TEUs meningkat dibandingkan 2015 yang hanya 5,20 juta TEUs. Untuk TPS Surabaya, data mencatat bahwa arus petikemas 2016 sekitar 1,2 juta TEUs.
Di Pelabuhan Banjarmasin arus barang mengalami kenaikan signifikan dari 875.065 Ton pada tahun 2015 menjadi 1.185.452 Ton di 2016. Sedangkan arus kapal juga naik satu persen pada tahun 2016 sebanyak 15.566 unit dibandingkan tahun 2015 sebanyak 15.422.
Kenaikan di Banjarmasin ini dipicu oleh naiknya harga komoditas batubara dan membaiknya perekonomian sejumlah Negara.
General Manager Pelindo III Banjarmasin, Fariz Hariyoso mengungkapkan Pelabuhan Banjarmasin secara keseluruhan mampu mencapai target yang telah ditetapkan di Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2016.
“Kinerja bongkar muat petikemas juga mengalami peningkatan dimana pada 2015 rata-rata bongkar muat peti kemas sebesar 24 Box/Crane/Hour (B/C/H) meningkat menjadi rata-rata 26 B/C/H selama 2016,” imbuhnya. Ia menambahkan bahwa angka pencapaian kinerja bongkar muat melampaui dari target yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (DJPL) yaitu 20 Box/Crane/Hour,” ujarnya.
Menurut Fariz, tahun 2017 ini perseroan akan melakukan pembenahan dan pembangunan pelabuhan penunjang diantaranya Pelabuhan Pulang Pisau dan Pelabuhan Basirih. “Kedepannya kita akan membangun lapangan untuk transit truck yang berkegiatan di Pelabuhan Pulang Pisau dan juga melakukan perpanjangan dermaga multipurpose,” tutur Fariz.
Selain itu program investasi akan fokus pada Pelabuhan Basirih dimana Pelindo III akan membangun gudang penumpukan dan sebuah power house di Pelabuhan Basirih untuk menunjang kegiatan bongkar muat disana.
Sementara itu, untuk menambah kekuatan bongkar muat, pada 2017 Pelindo III akan mendatangkan tujuh unit forklift dan tujuh unit Reach Stacker (RS) lagi pada tahun ini. “Kita cukup optimis dengan perekonomian di Kalimantan Selatan sehingga manajemen Pelindo III mau mendatangkan tambahan tujuh unit forklift dan Reach Stacker,” ungkap Fariz.
Priok & TPS Naik
Sementara itu di terminal-terminal pelabuhan Priok, dua terminal (JICT dan TPK Koja) mencatatkan penurunan volume barang. Di JICT pada 2015 lalu mencapai 2,22 juta TEUs turun menjadi 2,14 juta TEUs tahun 2016. Sedangkan TPK Koja, tahun 2016 hanya mencatat 826.189 TEUs, turun dibandingkan 2015 yang mencapai 975.438 TEUs.
Sedangkan di dermaga PTP (Pelabuhan III) mencatat kenaikan, jika 2015 hanya 492.133 TEUs, di tahun 2016 mencapai 822.395 TEUs.
Untuk TPS Surabaya, arus petikemas ekspor impor selama 2016 naik 1,6% dibandingkan 2015. Capaian tersebut diperoleh dari arus petikemas internasional mencapai 1.241.225 Teus. “Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dan dukungan dari PT Pelabuhan Indonesia III [Persero] dan Dubai Port World serta para pelanggan maupun seluruh Karyawan yang telah memberikan pelayanan terbaik demi kepuasan pelanggan untuk memperlancar arus logistik nasional.” Ujar Dothy, President Director PT TPS.
Menurut Dothy, Terminal ini sudah membuka layanan 24 jam 7 hari. Selain itu, juga kelengkapan peralatannya yang canggih. Misalnya elektrifikasi Container Crane (CC) dari diesel ke motor listrik, dimana saat ini dua unit CC yaitu CC 01 dan CC 10 telah bertransformasi menjadi CC bertenaga listrik dari total 9 CC yang dimiliki oleh TPS.
Pendalaman kolam pelabuhan di dermaga internasional juga telah direalisasikan di tahun 2016 yang semula -10,5 LWS menjadi -13 LWS sehingga sekarang kapal dengan draft hingga -12 LWS dapat dilayani.
Disamping itu, TPS juga mendatangkan tiga unit crane baru yang dapat melayani kapasitas kapal petikemas besar. Jika pada umumnya crane di Tanjung Perak hanya dapat menjangkau 13–14 row, dan twin lift, dapat melayani hingga 16 row.
Jangkauan itu memungkinkan TPS melayani kapal berkapasitas hingga 3.000 TEUs. Dan pada 2017 semua CC di TPS diharapkan sudah menggunakan motor listrik.
Selain itu, TPS juga mulai melaksanakan transaksi pembayaran layanan jasa petikemas dan dermaga ke online, melalui system Fatspay, sehingga tidak ada lagi transaksi manual.
“Untuk saat ini fokus dipelayanan dan fasilitas. Kami akan terus mengoptimalkan seluruh aset, baik itu aset Softskill maupun hardskill,” tambah M. Sholeh, Humas TPS Surabaya. (***)