Presiden Joko Widodo direncanakan meresmikan Kawasan Industri Kendal (KIK) di Kecamatan Kaliwungu-Kabupaten Kendal, Semarang pada 25 Agustus mendatang. Agenda tersebut sekaligus menjadi bagian dari pertemuan tahunan antara Jokowi dengan Perdana Menteri Singapura Lee hsein Loong di Semarang pada 24-26 Agustus 2016.
“Kunjungan PM Loong kali ini akan difokuskan pada kerja sama ekonomi, mengingat Singapura merupakan salah satu negara mitra dagang penting bagi Indonesia. Selain meresmikan Kawasan Industri Kendal, nantinya juga ada pembahasan sosial budaya, dan penandatanganan MoU di bidang pariwisata yang saat ini dalam tahap finalisasi,” kata Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri RI, Edi Yusup, Kamis (18/8) kemarin.
Kawasan Industri Kendal di Semarang diperkirakan akan menjadi basis berbagai pabrik seperti garmen, kulit, industri berat, suku cadang, produk perawatan tubuh dan pemrosesan makanan. Rencananya, kawasan industri pertama di Ibu Kota Jawa Tengah ini ditargetkan akan memiliki luas sebesar 2.200 hektare. Namun saat ini yang sudah dikembangkan sekitar 1.000 hektare.
“Hingga kini sudah ada 16 perusahaan yang siap untuk bergabung dengan kawasan industri ini, di mana beberapa di antaranya merupakan perusahaan dari Indonesia, Jepang dan Malaysia. Diperkirakan juga nilai investasi ini mencapai 2.3 triliun rupiah,” ujar Edi.
Pertemuan ini merupakan pertemuan tahunan keempat yang dilakukan kedua negara. Nantinya kunjungan PM Singapura ini akan didampingi oleh Wakil PM Singapura, 9 Menteri dan 14 CEO. Sementara dari Indonesia, Presiden Jokowi rencananya akan didampingi Mensesneg, Menlu, Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri Pariwisata, Menko Maritim dan BKPM
Sebelumnya menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan dukungannya terhadap pembangunan Kawasan Industri Kendal, terutama adanya klaster khusus industri tekstil yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Diharapkan akan meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk tekstil kita di pasar domestik dan ekspor.
Kementerian Perindustrian memacu pembangunan Kawasan Industri Kendal (KIK) untuk meningkatkan pengembangan dan daya saing industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional. Pasalnya, di kawasan industri tersebut akan didirikan Fashion City yang terintegrasi dengan luas 100 hektar.
Pengembangan KIK merupakan joint venture antara Graha Buana Cikarang, anak perusahaan PT Jababeka Tbk dengan perusahaan Singapura Sembcorp Development Indonesia Pte. Ltd., anak perusahaan Sembawang Development Ltd.
Pembangunan KIK dilakukan dalam 2 tahap, pertama seluas 1.000 ha dan kedua seluas 1.200 ha. Kawasan ini akan dipadukan dengan pembangunan perumahan, smart industrial zone, dan fashion city.
Hingga saat ini, sebanyak 12 perusahaan yang telah masuk di KIK dengan total 20 ha luas lahan yang terjual. Investor tersebut berasal dari Indonesia, Singapura, Belanda, dan Jepang dengan berbagai sektor industri seperti furnitur, makanan, dan baja.
Perusahaan-perusahaan itu antara lain PT. Tat Wai Industries, PT. APP Timber tahap konstruksi, PT. Praya,PT. Ganda Sugih Arthaboga, dan Steel Fabricator Company. Target investor sektor lainnya, yakni industrielektronika,otomotif, dan kimia dasar
Di Kota ini bakal dilengkapi beberapa fasilitas, diantaranya pusat penyediaan bahan baku, perbelanjaan, pameran, serta penelitian dan pengembangan produk tekstil. “Dari beragamnya fasilitas yang disediakan, penyerapan tenaga kerja akan semakin banyak,” ujar Airlangga. (**)