Kementerian BUMN mencatat volume kargo yang ditangani melalui PT Pelindo I-IV terus mengalami meningkatan. Misalnya pada tahun 2014 tercatat 16,7 juta TEUs, naik menjadi 19,7 juta TEUs di tahun 2017, dan tahun 2019 diprediksi mencapai 20,2 juta TEUs.
Selama tahun itu pula, Pemerintah (BUMN/Pelindo I-IV) telah membangun total 27 pelabuhan baru, termasuk Kuala Tanjung, Makassar New Port, NPCT1. Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan jaringan konektifitas melalui program tol laut yang diharapkan mampu menekan cost logistik, utamanya di Indonesia bagian Timur.
Saat ini masyarakat di Indonesia bagian Timur diklaim sudah merasakan adanya penurunan harga antara 20%-25% karena tol laut tersebut. Meski begitu, Pemerintah (Kemenhub) juga terus melakukan evaluasi terkait pelaksanaan tol laut di lapangan, apakah program tersebut sudah berjalan sesuai harapan atau belum.
Dirjen Perhubungan Laut Agus Puromo kepada pers menyatakan, bahwa muatan kapal tol laut selalu full (penuh), tetapi baliknya masih kurang, sehingga itu yang perlu dikaji. “Kami terus mengevaluasi kenapa hal itu terjadi,” katanya usai acara kampanye keselamatan pelayaran di Kumai, beberapa waktu lalu.
Agus menambahkan, sebanyak 15 trayek kapal tol laut sudah dioperasikan penuh sejak April 2018. Sebagian besar melayari rute ke arah Indonesia bagian Timur. Dari 15 trayek tol laut tersebut, 7 trayek dioperasikan oleh operator swasta melalui proses lelang, dan 8 trayek dioperasikan PT Pelni melalui penugasan.
Untuk mengoptimalkan seluruh trayek kapal tol laut, agar keterisian angkut balik dapat meningkat, pemerintah juga membuat program ‘Rumah Kita’. Rumah Kita merupakan pusat logistik yang dikelola oleh sejumlah BUMN, di antaranya PT Pelindo I-IV serta PT Pelni dan PT ASDP. Salah satu fungsi Rumah Kita yakni mampu mendistribusikan komoditas secara lebih efektif sehingga disparitas harga menurun.
Keberadaan Rumah Kita akan mendukung keberlanjutan program Tol Laut untuk menampung logistic dari wilayah barat dan timur agar terjadi keseimbangan keterisian antara kapal-kapal yang datang dari wilayah Indonesia barat dan timur. Melalui Program Rumah Kita, barang-barang di sepanjang trayek tol laut akan dikonsolidasikan agar barang yang dibawa sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar lokasi tersebut.
“Integrasi yang baik antara program Tol Laut dan Rumah Kita akan meningkatkan ketersediaan barang barang yang dibutuhkan masyarakat baik di Indonesia barat dan Indonesia timur. Harapannya, akan tercipta pemberdayaan masyarakat setempat dan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia,” kata Agus Purnomo. (***)